Tuesday, January 14, 2020

CRITICAL BOOK REPORT “PSIKOLOGI PENDIDIKAN”


CRITICAL BOOK REPORT

“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

RAFAEL LISINIUS GINTING,S.Pd.,M.Pd



  


Oleh :

Reinhold Mesner Naro Sirait

5162311007

Ekstensi-D 2016


FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapakan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas perkuliahan saya ini yaitu “critical book” pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.                          Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.        
Akhir kata saya berharap semoga critical book ini sesuai dengan apa yang diharapkan, dan dapat juga menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca.







                                                                                                            Medan, 27 April 2017





                                                                                                                    Reinhold Mesner



DAFTAR ISI



Kata Pengantar..............................................................................…………………................... i

Daftar Isi..........................................................................................………………..................... ii

LAMPIRAN/IDENTITAS BUKU............................................................................................... 1



BAB I: PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.......................................................................................…............….................... 2

1.2.Tujuan..............................................................................................................................…........... 3

1.3.Manfaat........................................................................................................................................... 3



BAB II:ISI BUKU

2.1.Ringkasan buku.............................................................................................………………….... 4

o   Bab 1:Latar Belakang Pentingnya Psikologi dalam Pendidikan..................……..... 4

o   Bab 2:Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan................................... 6

o   Bab 3:Gejala Aktivitas Umum Jiwa Manusia..........................................……........... 8

o   Bab 4:Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja................................... 12

o   Bab 5: Belajar dan Permasalahannya......................................................…….......... 13

o   Bab 6 :Teori – teori Belajar dalam Pendidikan Peserta Didik................................. 14

o   Bab 7 :Interaksi Belajar Mengajar dan Permasalahannya...................................... 15

o   Bab 8 : Manajemen Kelas yang Berbasis Psikologi Pendidikan...............…........... 15

o   Bab 9 : Mengajar dan Belajar yang Efektif dan Permasalahannya............…........ 17

o   Bab 10 : Mutu Proses dan Hasil Belajar Mengajar..........................................…..... 18



BAB III: PEMBAHASAN

3.1.Keunggulan dan kelemahan buku utama................................................................................. 19

3.2.Keunggulan dan kelemahan buku pembanding....................................................................... 21



BAB IV: PENUTUP

4.1.Kesimpulan........................................................................…...........…...........................…........ 22

4.2.Saran............................................................................................................................................ 23






IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul Buku                  : Psikologi Dalam Pendidikan

Penulis                        : Dr. Abdul Hadis, M.Pd

Penerbit                       : Alfabeta

Tebal buku                  : 94 halaman












IDENTITAS BUKU PEMBANDING 

Judul Buku                  : Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru

Penulis                        : Muhibbin Syah

Penerbit                       : Remaja Rosdakarya ( Bandung )

Tebal Buku                 : 267 Halaman

ISBN                           979-514-672-6



BAB I

PENDAHULUAN

1.1.        LATAR BELAKANG

Ilmu jiwa pendidkan yang lebih dikenal dengan psikologi pendidikan  terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan pendidikan. Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang ber arti jiwa  dan  logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.
Adapun mengenai pendidikan menurut kamus besar bahasa indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mende wasakan  manusia melalui upaya  pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengertian psikologi pendidikan menurut Alice Crow yaitu study tentang belajar, pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan prinsip prinsip ilmiah tenta ng reaksi manusia yang mempengaruhi  belajar dan mengajar.
Pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dipahami oleh seorang guru agar dapat menjalankan tugas sebagai guru dengan cara yang sebaik-baiknya. Jadi seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang diberikan tetapi perlu juga memahami mereka yang dipimpinnya dalam prosses pendidikan.
Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun) tak pernah memiliki respons yang sama persis terhadap situasi belajar mengajar di sekolah. Keduanya sangat mungkin berbeda dalam hal pembawaan, kematangan jasmani, inteligensi, dan keterampilan motor/jasmaniah. Anak-anak itu seperti juga anak-anak lainnya, relative berbeda dalam kepribadian sebagaimana yang tampak dalam penampilan dan cara berpikir atau memecahkan masalah mereka masing-masing.
Pendidikan, selain merupakan prosedur juga merupakan lingkungan yang menjadi tempat terlibatnya individu yang saling berinteraksi. Dalam interaksi antar-individu ini baik antara guru dengan para siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologi. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru dalam memperlakukan para siswa secara tepat.
Para pendidik, khususnya para guru sekolah, sangat diharapkan memiliki – kalau tidak menguasai – pengetahuan psikologis pendidikan yang sangat memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar-mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para guru berperan penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan eratnya hubungan antara psikologi khusus dengan pendidikan, seerat metodik dengan kegiatan pengajaran. Karena psikologi pendidikan mendasarkan uraiannya pada metode-metode ilmiah untuk mendapatkan dan mengaplikasikan pengetahuan di dalam bidang pendidikan, maka psikologi pendidikan disebut ilmu terapan atau applied science.
Apa pun yang disimpulkan para ahli tentang psikologi pendidikan, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.

1.2.        TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan critical book ini yaitu :
1.     Mengetahui kelebiahan buku dan kelemahan buku
2.     Menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan
3.     Mengetahui apa itupsikologi pendidikan

1.3.        MANFAAT

Adapun manfaat dari pembuatan critical book ini adalah agar siswa mampu dan paham untuk membuat resensi dari suatu buku, mencari kelemahan dan kelebihan buku, juga mempelajari tentang psikologi pendidikan.


BAB II

ISI BUKU

2.1.        RINGKASAN BUKU YANG DI REVIEW

BAB 1 : LATAR BELAKANG PENTINGNYA PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN.

Psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan, baik institusi pendidikan formal maupun non formal. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai prndidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psilomotorik peserta secara integral. Pemahaman ini menjadikan guru memiliki sikap, sifat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga pembelajaran di kelas dan di luar kelas berjalan lancar.
Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, sifat, minat, motivasi, perhatian, perpesi, daya pikir, untelegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang memiliki perbedaan antara satu siswa dengan siswa lain.  Dalam proses pembelajaran di keas, guru sering menghadapi peserta didik yang mengalami gangguan perhatian sehingga peserta didik tersebut kurang dapat memusatkan perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dan hal ini mengakibatkan peserta didik tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.
Abimanyu mengemukakan bahwa peranan psikologi bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah – masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor – faktor menusia dalam proses belajar mengajar. Psikologi ini memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan atas masalah – maslah berikut ini ;

1.     Perubahan yang terjadi pada anak didik selama dalam proses pendidikan.
2.     Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar.
3.     Teori dan proses belajar.
4.     Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
5.     Perbandingan hasil pendidikan formal  dengan pendidikan informal atas diri individu.
6.     Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7.     Pengaruh interaksi antara guru dan murid serta murid dengan murid.

a.     Kontribusi Psiokologi Pendidikan Kepada Calon Guru dan Guru

Mempelajari psikologi, para guru diharapkan dapat melakukan proses pendidikan  di kelas dengn optimal, karena para guru diharapkan dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan prinsip – prinsip pembelajaran dan pendidikan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, perkembangan peserta didik, bagaimana peserta didik belajar, rencana pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan psikologi peserta didik, dan prosedur pembelajaran dan pendidikan yang diterapkan oleh para guru dapat membuat peserta didik belajar secara efisien, efektif, dan memuaskan. Guru sebagai pendidik dan pengajar yang memiliki pengetahuan tentang psikologi pendidikan akan mampu mengembangkan serta menerapkan prinsip – prinsip psikologi dalam membelajarkan dan mendidik peserta didik di kelas. Guru harus slalu kreatif dalam mengajar peserta didik di kelas dengan menerapkan pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan secara optimal dan maksimal. Guru yang kreatif slalu berusaha memahami tentang mengapa dan bagaimana peserta didik dapat beajar dengan baik dan dalam kondisi seperti apa yang dapat menghasikan proses belajar yang maksimal. Para guru juga harus memiliki rasa ingin tahu tentang mengapa dan bagaimana anak belajar seta memahami perubahan kondisi yang memungkinkan delajar lebih efektif.
Hal lain yang dapat dilakukan oadalah guru mempelajari fenomena – fenomena kejiwaan yang berhubungan dengan masalah pendidikan. Dengan mempelajari hal itu, guru dan para calon guru mempelajari perilaku peserta didik derta perubahannya sebagai akibat dari proses pendidikan untuk kemudian berusaha merubah dan membimbing perilakunya melalui pendidikan. Proses pendidikan fan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru tidak hanya berlangsung di dalam kelas, melainkan proses pendidikan dan pembelajaran dapat dilakukan di lembaga pendidikan informal seperti di keluarga dan di lembaga non formal seperti di masyarakat ataau dimana saja tanpa ada batasannya. Namun ada syarat – syarat yang harus dipenuhi bagi agar berlangsungnya proses pendidikan dalam pembelajaran di suatu tempat, yaitu guru sebagai pendidik dan pengajar yang dewasa, ada peserta didik sebagai orang yang belum dewasa yang membutuhkan pendewasaan melalui proses pendidikan.

BAB 2 : PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSKOLOGI PENDIDIKAN.

Secara harfiah atau etimologid, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Psikologi mengandung makna yaitu ilmu jiwa yang berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia melalui gejala – gejalanya, aktivitasnya, dan perilaku manusianya. Seiring dengan berjalannnya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan da Teknologi, psikologi sebagai suatu disiplin ilmu juga mengalami perkembangan jam yang pesat dan meliputi berbagai caang ilmu yang dapat digolongkan dengan berbagai cara. Psikologi dapat pula dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu :
1.     Psikologi teoritis yang memiliki tujuan utama yaitu memahami secara ilmiah miurni untuk menyusun suatu teori, seperti kepribadian atau teori kepribadian dan psikologi belajar dengan berbagai teori belajar.
2.     Psikologi praktis yang dikembangkan karena kebutuhan tertentu seperti psikologi medis, criminal, dan psikologi pendidikan.
Psikologi pendidikan sebagai bagian integral dari disiplin ilmu pengetahuan berupaya menggunakan konsep dan prinsip – prinsip psikologis dalam memecahkan masalah – masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan. Dalam perkembangan selanjutnya, psikologi pendidikan meluaskan menjadi berbagai kajian dalam mengkaji tentang masalah – masalah yang dialami peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran kelas. 
Dalam peninjauan secra statis, kajian psikologi tentang siswadalam situasi pendiidkan mencakup kajian tentang gejala – gejala jiwa atau aktivitas dan tingkah laku yang umum yang terdapat pada manusia umumnya, yaitu : perhatian, pengamatan, motivasi, tanggapan, ingatan, fantasi, berpikir, sikap, minat, iteligensi, dan sebagainya yang menyangkut kajian tentang perbedaan – perbedaan individual antar individu-siswa yang mencakup bakat, minat dan sebagainya. Perubahan tingkah laku dan cara – cara  penilaian didalam pendidikan mencakup :
1.     Perubahan perilaku karena prertumbuhan dan perkembangan atau karena peserta didik mengalami proses pematangan dan pendewasaan.
2.     Perubahan perilaku karena belajar yang merupakan faktor terpenting dalam proses pendidikan dan pembelajaran
3.     Cara – cara mengukur atau mengevaluasi pencapain karena perubahan – perubahan khusus seperti belajar.
Peserta didik merupakan elemen yang terpenting diantara elemen yang lain. Namun ini bukan berati bahwa faktor manusia lebih penting dari faktor proses belajar dan situasi belajar, tetapi yang jelas tanpa hadirnya faktor peserta didik tidak mungkin akan terjadi peristiwabelajar atau interaksi belajar mengajar di lembaga pendidikan formal, non formal dan informal.  Tanpa kehadiran peserta didik di kelas, lembaga pendidikan tidak mungkin aka nada proses pembelajaran di dalam kelas itu. Proses pembelajaran sebagai elemen yang menjadi pusat perhatian dari psikologi pendidikan, merupakan eleemn penentu keberhasilan proses pendidikan.
Hubungan guru dengan siswa sebagai peserta didik yang tercipta dengan baik, maka siswa akan senang kepada gurunya dan juga akan menyukai materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Dan sebaliknya, jika hubungan guru dengan siswa kurang komunikatif dan harmonis, maka siswa akan membenci atau tidak senang dnegan gurunya. Guru yang kurang komunikatif dengan siswanya, akan menyebabkan proses pembelajaran di kelas berjalan tidak optimal dan maksimal serta siswa akan mejauhkan diri dari guru tersebut. Oleh karena itu, sebagai calo guru dan para guru hatus memiliki dan menjalin komunikatif yang baik kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal dan maksimal.
Situasi belajar menunjuk kepada suatu faktor atau kondisi yang mempengaruhi siswa atau proses belajar. Guru merupakan satu faktor dalam situasi belajar di samping situasi udara, penerangan dan komposisi tempat duduk. Sikap guru, semangat guru, sikap masyarakat, dan suasana perasaan di sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.Pengetahuan didaktik metodik pembelajaran dan hal lain yang terkait dengan hal itu adalah pengetahuan tentang gejala aktivitas umum jiwa peserta didik, kepribadian, inteligensi, dan bakat peserta didik, perkembangan anak dan perkembangan remaja sebagai subjek didik, belajar dan permasalahannya, teori – teori belajar, interaksi belajar mengajar di kelas dan permasalahannya, keterkaitan perilaku guru terhadap dinamika kelas dan lain sebagainya.

BAB 3 : GEJALA AKTIVITAS UMUM JIWA MANUSIA YANG PERLU DIKETAHUI OLEH CALON GURU DAN GURU

Pengetahuan tentang karakteristik psikologi peserta didik yang berkaitan dengan hejala aktivitas umum jiwa peserta didik sangat penting bagi para calon guru dan para guru dalam memahami peserta didik secara individual guru menyukseskan proses pembelajran di kelas. Adapun gejala aktivitas umum jiwa peserta didik yang perlu menjadi perhatian bagi para calon guru (mahasiswa yang kuliah di lembaga pendidikan tenaga kependidikan) dan para guru ialah mencakup perhatian, pengamatan, persepsi, fantasi, ingatan, berpikir, motif, sikap, minat, imajinasi, dan sebagainya. Kesemuaan gejala aktivitas umum jiwa manusia termasuk peserta didik di sekolah tersebut akan dijelaskan secara rinci atau elaboratif.

1.     Perhatian Peserta Didik.

Seorang siswa dianggap memiliki perhatian belajar terhadap materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas, jika siswa tersebut memusatkan pandangannya ke depan untuk memperhatikan materi yang disajikan oleh guru dengan memusatkan kesadaran dan daya jiwanya untuk mengetahui dan memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh guru di kelas. Perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik dan manusia pada umumnya dibagi atas beberapa macam, yaitu perhatian insentif dan tidak insentif, perhatian spontan dan perhatian sekehendak, perhatian terpencar, perhatian terpusat, dan perhatian campuran. Perhatian peserta didik yang intensif adalah erhatian yang mendalam yang dimiliki peserta didik pada saat melakukan aktivitas belajar.  Dan perhatian peserta didik yng non intensif adalah perhatian belajar yang tidak mendalam pada diri siswa. Perhatian belajar spontan pada diri peserta didk ialah perhatian belajar yang terjadi seketika karena peserta didk mendapatkan rangsangan yang jugasifatnya tiba – tiba. Sedangkan perhatian belajar yang sekehendaka dalah perhatian belajar yang sengaja ditimbulkan pada diri peserta didik. 
Perhatian konsentratif atau terpusat adalah perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik yangmemusatkan atau terfokus kepada objek yang dipelajri. Perhatian distributive ialah perhatian belajar yang bersifat menyebar yang dimiliki oleh peserta didik, dan perhatian campuran perhatian belajar yang dimiliki oleh peserta didik yang sifatnya gabungan antara perhatian belajar yang memusat dan terfokus kepada objek yang dipelajari dengan perhatian distributive yang menyebar ke beberapa objek belajar.

Selanjutnya terdapat beberapa faktor atau hal yang menarik perhatian belajar peserta didik dari segi objek yang diperhatikan, yaitu berupa :

1.     Perangsang yang berubah – ubah,
2.     Perangsang yang kuat,
3.     Perangsang yang tiba – tiba,
4.     Benda – benda yang mempunyai benuk tertentu akan lebih menarik daripada benda – benda yang tidak berbentuk.

Jika dilihat dari subjek yang memperhatikan, maka hal – hal yang menarik perhatian ialah jika semua hal tersebut  bersangkut paut dengan pribadi subjek yaitu berupa :

1.     Pekerjaan yang sedang dikerjakan menentukan perhatian.
2.     Keinginan menentukan perhatian.
3.     Minat kegemaran menentukan perhatian.
4.     Perasaan menetukan perhatian.
5.     Yang berhubungan dengan pengalaman atau kebiasa akan menentukan perhatian.

            Selain guru harus memperhatikan berbagai hal atau faktor yang menarik perhatian belajar, guru harus dapat mengelola kelas dan proses pembelajaran di kelas yang menarik perhatian belajar siswa. Usaha yang dapat dilakukan guru ialah mengetahui, memahami, menguasai, dan meenrapkan berbagai teori, metode, dan ppendekatan tentang dinamika kegiatan dalam strategi belajar mengajar, interaksi dan motivasi belajar mengajar, dan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Melalui penerapan bebagai teori, metode dan pendekatan dalam proses belajar mengajar, aktivitas jiwa peserta didik dapat dipertinggi, sehingga perhatian belajar peserta didik semata – mata tertuju keada bahan pelajaran yang dipelajari.

2.     Motivasi Belajar.

Guru dan peserta didik sebagai bagian dari manusia pada umumnya harus memiliki motivasi yang tinggi dalam mengajar bagi guru dan dalam belajar bagi peserta didik. Gruru yang memiliki motvasi mengajar yang tinggi ditandai dengan bebarapa karakteristik perilaku, yaitu rajin mengajar di kelas, bergairah dalam mengajar, aktif dan kreatif dalam melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan untuk keperluan pembelajaran di kelas, berperilaku produktif dan inovatif dalam mengajar, dan beretos kerja tinggi sehingga tidak mengenal lelah dalam mengajar dan mudah putus asa jika menemukan kesulitan dalam menekuni kariernya sebagai pengajar dan pendidik di sekolah. Motif/ motivasi secara umum juga dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Donald motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan diahlui dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu:

1.     Mendorong manusia untuk berbuat, jado sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi,
2.     Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak tercapai,
3.     Menyeleksi perbuatan yakni menetukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selain itu, motivasi juga bertujuan sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

3.     Pikiran Peserta Didik

Berpikir merupakan kegiatan mental atau psikis yang dilakukan oleh setiap orang pada saat mereka mengadapi suatu maslah yang harus dipecahkan. Ada dua jenis proses berpikir yang dapat dilakukan individu, yaitu jenis berpikir divergen dan convergen. Jenis berpikir divergen yaitu jenis berpikir yang inovatif, keatif, dan produktif yang selalu pemecahan masalah dari berbagai alternative pemecahan masalah. Jenis berpikir konvergen yaitu cara berpikir yang umum dilakukan oleh individu pada umumnya dan bersifat rutin.

4.     Perasaan Peserta Didik

Perasaan adalah gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan fungsi mengenal san dialami dalam kualitas senang dan tidak senang dalam berbagai taraf. Perasaan teridir dari perasan indra yaitu sedap, manis: perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani seperti segar, letih, dan perasaan rohaniah adalah perasaan yang meliputi perasaan intelektual, misalnta merasa senang kalau lulus ujian, perasaan keindahan, perasaan sosial, erasaan kesusilaan, perasaan kegamaan, dan perasaan harga diri. Faktor perasaan peserta didik perlu diperhatikan oleg guru dalam kelas.

5.     Sikap Belajar Peserta Didik

Sikap diartikan sebagai kecenderungan seseorang untuk bereaksi terhadap suatu objek atau rangsangan tertentu. Sikap juga diartikan sebagai kecenderungan individu untuk merasa senang dan tidak senang terhadap suatu objek. Para guru dan calon guru yang akan mengajar dan mendidik di kelas, harus dapat menumbuhkembangkan sikap belajar positif pada diri peserta didik. Hanya dengan sikap belajar yang baik yang terbentuk pada peserta didik, proses interaksi belajar mengajar di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal. Oleh karena itu, para guru dan calon guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sikap dan permasalahannya, yang mencakup pengertian sikap, metode menumbuhkembangkan sikap belajar positif kepada peserta didik.

6.     Ingatan Peserta Didik

Ingatan biasanya didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan – kesan. Ingatan yang baik memiliki beberapa ciri – ciri, yaitu cepat atau mudah mencamkan, setia, teguh, luas dalam menyimpan, dan siap untuk memproduksi kesan – kesan yang dicamkan tanpa perubahan. Proses dalam ingatan ialah mencakup proses mencamkan, proses menyimpan, dan reproduksi.  Pada diri peserta didik, proses mencamkan itu berbeda – beda antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Selain itu, aktivitas  reproduksi juga dipengaruhi oleh faktor kemampuan mencamkan dan menyimpan pesan atau materi pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik.

7.     Fantasi Peserta Didik

Fantasi ialah kesanggupan manusia untuk membentuk tanggapan – tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan – tanggapan yang sudah ada dan tanggapan baru itu tidak harus sesuai dengan benda – benda yang ada. Fantasi juga diartikan sebagai kemampuan peserta didik dalam merenung dan menghayal secarapositif untuk menemukan ide – ide baru yang inovatif.  Mengingat manfaat produk atau hasil fantasi bagi kehidupan manusia sangat besar, maka peranan guru dalam menumbuhkembangkan fantasi peserta didik juga dituntut besar, agar melalui fantasi, peserta didik dapat menemukan suatu ide – ide cemerlang untuk melahirkan sesuatu yang inovatif.

8.     Tanggapan Peserta Didik

Ada beberapa hal yang terkait dengan tanggapan atau persepsi, yaitu bayangan pengiring, bayangan yang tinggal setelah kita melihat sesuatu dan bayangan eidetic, yaitu bayangan yang sangat jelas dan hidup sehingga mempunyai pengamatan. Tanggapan atau persepsi peserta didik dipengaruhi oleh idera yang mendasari terjadinya tanggapan itu. Karena itu persepsi peserta didik digolongkan ke dalam beberapa tipe tanggapan, yaitu tipe tanggapan yang visual, auditif, gustatoris, dan alfaktoris. Keempat tpe tanggapan pada peserta didik ini harus diperhatiakn dan dikembangkan oleh para pendidik secara individual.

9.     Inteligensi dan Bakat.

Inteligensi pakan faktor psikologis yang turut mempengaruhi keberhasilan proses dan hasil pendidikan di sekolah. Inteligensipada hakekatnya adalah kemampuan manusia untuk berpikir.kemampuan berpikir manusia itu sendiri berbeda  beda, yaitu ada yang kemampuan berpikirnya tinggi, sedang dan rendah. Bakat dapat diartikan sebagai potensi bawaan yang dibawah seseorang sejak ia dilahirkan dan perkemangannya dipengaruhi oleh lingkungan. Bakat yang dibawa seseorang sejak iah dilahirkan masih belum berkembang, sehingga perlu diaktualisasiakn melalui bantuan proses pendidikan sekolah. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengetahui bakat peserta didik ialah melakukan tes bakat pada anak didik dan mengobservasi kemampuan dan keterampilan menonjol yang diperhatikan anak melalui aktivitas dan perilaku di rumah.

BAB 4 : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA SEBAGAI PESERTA DIDIK

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan secara fisik yang menunjuk kepada kualitas. Sedangkan perkembangan diartikan sebagai suatu proses perbahan secara psikis yang menunjuk kepada kualitas. Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak yang dikaji dalam psikologi perkembang an hatus diketahui dan dipahami oleh para calin guru dan guru di sekolah. Batasan tentang anak dalam kajian ini ialah usia anak sekolah di TK dan usia anak sekolah di pendidikan SD.

Masalah pertumbuhan dan perkembangan remaja sebagai peserta didik juga perlu menjadi perhatian bagi para calon dan para guru di SMP, SMA dan pergguruan tinggi karena dengan bekal pengetahuan tentang pertumbuhan dan pekembangan remaja, para guru di SMP, di SMA, dan PT dapat meneysuaikan proses pembelajarannya untuk perkuliahannya sesuai dengan kebutuhan belajra remaja. Para guru dan calon guru serta dosen juga perlu memiliki wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang tugas – tugas perkembangan remaja, perkembangan kognitif, perkembangan emosional, dan perkembangan sosial dan moral remaja.  Oleh karena itu, para dosen dan guru harus dapat menerapkan startegi, metode, dan pendekatan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan perkembangan psikologis, sosial, dan moral remaja.

BAB 5 : BELAJAR DAN PERMASALAHANNYA

Aktivitas belajar di sekolah merupakan inti dari proses pendidkan di sekolah. Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan hanya dapat dicapai jika ada interaksi belajar mengajar antar guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.  Hanya dengan proses pembelajaran yang baik, tujuan pembelajaran dapat dicapai sehingga siswa mengalami perubahan perilaku melalui kegiatan belajar. Perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik melalui aktivias belajar sebagai hasil dari interaksi peserta didik dengan lingkungan pendidikan dan dengan guru disebut belajar.

Jadi belajar menurut para ahli psikologi, khususnya ahli psikologi pendidikan adalah ciri – cirri suatu perubahan perilaku berupa :

1.     Perubahan yang terjadi secara sadar.
2.     Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
3.     Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4.     Perubahan dalam belajar bertujub atau terarah,
5.     Perubahan mencakup seluruh aspek perilaku.

a.     Jenis – Jenis Belajar
Belajar sebagai suatu aktivitas mencakup beberapa jenis belajar, yaitu :
1.     Belajar bagian,
2.     Belajar dengan wawasan,
3.     Belajar dengan deksriminatif,
4.     Belajar secara global atau keseluruhan,
5.     Belajar incidental,
6.     Belajar instrumental,
7.     Belajar internasional,
8.     Belajar laten,
9.     Belajar mental,

10.  Belajar produktif, dan

11.  Belajar secarra verbal.

Faktor kesehatan merupakan faktor internal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dimaksudkan, yaitu bahwa peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan akan tidak dapat belajar dengan maksimal dan optimal. Oleh karena itu, peserta didik sangat diharapkan untukmenjaga kesehatannya agar tetap sehat.  Faktor psikologis, misalnya adalah inteligensi, minat, motivasi, perhatian, bakat, kematangan, dan kesiapan peserta didik. Faktor – faktor psikologis tersebut perlu diketahui agar dipahami para calon guru dan guru sebagai upaya untuk meningkatkaninteligensi, motivasi, bakat dan psikologi lainnya.

BAB 6 : TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PENDIDIKAN PESERTA DIDIK

Menurut teori behaviorisme bahwa belajar terjadi bila perubahan dalam bentuk tingkah laku dapat diamati, bila kebiasaan berperilaku terbentuk karena pengaruh sesuatu atau karena pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkunga sekitar.  Teori behaviorisme berpandangan bahwa belajar terjadi melalui operant conditioning. 
Penguatan atau reinforcement yang diberikan kepada peserta didik terdiri atas dua macam, yaitu penguatan positif dan negatif. Baik penguat positif maupun penguat negative keduanya dapat meningkatkan respon dari peserta didik. Penguatan positif ialah stimulus yang bila ditambahkan dalam suatu situasi kan memperkuat individu dalam memberikan respon. Penguatan negative memberikan stimulus tingkah laku, sedangkan hukuman dirancang untuk menghentikan perilaku.  
Ada  penerapan penting teori  behaviorisme dari skinner dalam dunia pendidikan, yaitu : (1) modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip-prinsip teori behaviorisme dan penerapannya untuk mengubah perilaku anak dengan cara yang sangat spesifik dan menggunakan sistem hadiah, dan (2) pegajaran yang terprogram memiliki dua acuan, yaitu (a) cara umum untuk merancang dan menyajikan pengajaran, dan (b) suatu produk tertentu (seperti program televise, mesin pengajaran, naskah, dan slide tape) merupakan produk pemograman pengajaran yang disajikan dalam satuan-satuan kecil disertai  umpan balik segera setelah setiap satuan dipelajari.

BAB 7 : INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS DAN PERMASALAHNAN NYA.

Mengajar dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer IPTEKS kepada peserta didik. Mengajar juga diartikan menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Mengajar secara luas dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan dan mengatur lingkungan sebaik – baiknya. Mengajar juga dapat diartikan secara luas, yaitu upaya untuk menciptakan kondisi yang kondutif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa. Mengajar lebih cenderung mengandung makna, yaitu aktivitas mentransfer pengetahuan atau IPTEKS yang dimiliki oleh guru kepada siswanya agar siswanya mengetahui, memahami, dan menguasai IPTEKS sesuai kemampuan yang dimiliki. Mendidik juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya baik jasmani maupun rohani.

BAB 8 : MANAJEMEN KELAS YANG BERBASIS PSIKOLOGI PENDIDIKAN.

Manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah kepada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan kurikulum tercapai. Manajemen kelas bertujuan untuk :

1.     Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk menegmbangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.     Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas serta membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, budaya, ekonomi serta sifat – sifat individunya.
          Dalam melakukan aktivitas manajemen kelas untuk pembinaan disiplin kelas yang berbasis psikologi pendidikan, ada beberapa pendekatan yang dapt digunakan, yaitu pendekatan otoriter, pendekata permisif, pendekatan intruksional, pendekatan pengubahan perilaku dan pendekatan emosional serta pendekatan proses kelompok. Selain itu, para guru juga perlu memperhatikan prinsip – prinsip dalam melakukan pendektan dalam kelas maupun lingkungan sekolah, adapun prinsip tersebut adalah :

1.     Menggambarkan prinsip – prinsip pedagoogi dan hubungan kemanusiaan di kelas.
2.  Mengembangkan budaya disiplin di kelas dan mengembangkan profesionalisme guru dalam menumbuhkembangkan budaya disiplin sekolah dan dalam kelas.
3.    Mereplesikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik dalam melaksanakan budaya disiplin di kelas.
4.  Menumbuhkembangkan kesungguhan untuk berbuat dan berinovasi dalam menegakkan budaya disiplin di kelas oleh para guru dan peserta didik di kelas.
5.     Menghindari perassan tertekan dan rasa terpaksa pada diri guru dan peserta didik dalam menegakkan dan melaksankan budaya disiplin di kelas.

Kemudian dalam menerapkan manajemen kelas yang baik perlu dilakukan pemeliharaan, Rachman mengemukakan  empat tahapan dalam memelihara disiplin, yaitu :

1.     Tahap pencegahan.
2.     Tahap pemeliharaan.
3.     Tahap campur tangan
4.     Tahap pengaturan.

BAB 9 :MENGAJAR DAN BELAJAR YANG EFEKTIF DAN PERMASALAHNNYA

Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara  fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama, yaitu (1) pengetahuan dan keahlian professional dan (2) komitmen dan motivasi . 
Guru yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran dan manajemen kelas. Guru yang efektif juga menguasai strategi pengajaran yang konstruktik menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivis, guru bukan sekadar member informasi ke pikiran anak, akan tetapi guru harus menolong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung dan berpikir secara kritis. Guru yang efektif harus dapat menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu. Para guru juga harus banyak menghabiskan waktu untuk menyusun rencana pengajaran, mengorganisasikan pelajaran agar murid meraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya. Dalam menyusun rencana pembelajarannya, para guru perlu memikirkan tentang bagaimana caranya agar pelajaran bisa menantang dan menarik bagi siswa.                                                                                                                 Guru yang efektif juga harus ahli dalam manajemen kelas, yaitu mampu menjaga kelas agar tetap aktif bersama dan mengarahkan kelas ke tugas-tugas. Guru juga perlu membangun dan memertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Agar lingkugan ini optimal,guru perlu senantiasa meninjau ulang strategi penataan dan prosedur pengajaran, pengorganisasian kelompok, monitoring dan mengaktifkan kelas, serta menaangani tindakan murid yang mengganggu kelas. 
Guru yang efektif juga harus memiliki keahlian komunikasi serta dapat mengetahui dan memahami perbedaan  budaya yang dimiliki oleh peserta didik dikelas. Dengan kata lain fenomena heterogenitas kelas  harus dapat menjadi perhatian bagi guru yang ingin membelajarkan peserta didik dengan efektif. Guru yang efektif juga harus dapat menguasai teknologi komputer  untuk kebutuhan pembelajaran didalam kelas. Untuk menunjang keberhasilan  anak dalam mengikuti proses pembelajaran disekolah, maka pihak sekolah perlu melakukan kerjasama yang baik dengan lingkungan keluarga dan masyarakat. Sekolah tidak dapat sukses melakukan misi dan visi pendidikan tanpa dukungan ari lingkungan keluarga, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dan berkepentingan dengan sekolah.

 BAB 10 : MUTU PROSES DAN HASIL BELAJAR MENGAJAR SEBAGAI FOKUS PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

            Menurut para ahli, mutu proses belajar mengajar diartikan sebagai mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di kelas. Sedangkan mutu hasil proses belajar mengajar ialah mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dan mutu aktivitas belajar yang dilakukan oleh peserta didik di kelas. Adapun Indikator – indikator mutun proses dan hasil mengajar di kelas adalah

1.     Guru membuka pembelajaran dengan ucapan salam.
2.     Guru melakukan presensi siswa.
3.     Guru melakukan pengolahan kelas.
4.     Guru menjelaskan materi pelajaran di kelas.
5.     Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
6.     Guru menjawab pertanyaan siswa.
7.     Guru memberikan penguatan.
8.     Guru mengadakan variasi dalam teknik mengajar.
9.     Guru mengajukan pertanyaan dasar dan lanjutan.

10.  Guru menggunakan stimulus untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.

11.  Guru mengadakan pengajaran di kelompok kecil.
12.  Guru memimpin diskusi kelompok.
13.  Guru mengajar atas dasar perbedaan individu.
14.  Guru megajar melalui penemuan siswa.
15.  Guru mengembangkan kreativitas siswa.


BAB III
PEMBAHASAN

3.1.                 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU UTAMA

·       Kelebihan Buku

Ø  Berdasarkan cover buku

Buku ini memiliki cover yang cukup menarik dimana warna pada cover buku ini tidak hanya satu namun banyak yang disatupadukan sehingga cover buku ini terlihat lebih hidup dan menarik.

Ø  Struktur Penulisan Buku

Struktur penulisan buku ini sudah baik, pada awal setiap bab dalam buku penulis melampirkan pengertian materi yang akan dibawa sabagi pendahuluan sama halnya dengan buku yang saya jadikan sebagai pembanding ,dalam buku ini penulis juga mengisi setiap bab dengan subbabsubab yang berhubungan satu sama lain, strutkturnya juga tersusun dengan rapi serta saling berhubungan dan kesimpulan pada bagian akhir materi.

Ø  Berdasarkan Isi buku

Dalam buku pembanding, isi buku dijelaskan dengan cara memberikan contoh serta  melampirkan pendapat atau pandangan tokoh-tokoh (ahli-ahli psikologi) tentang materi yang disampaikan dalam buku ini sama halnya dengan buku pertama, buku ini juga memberikan contoh dan pandangan para ahli untuk mendukung setiap materi yag buku ini sampaikan. Sama halnya dengan buku pembanding, dalam buku ini setiap point yang dilampirkan penulis dijelaskan dengan rinci. Jika dalam buku pembanding, ada kotak hitam yang disediakan penulis disamping  setiap tulisannya yang berisikan pengertian-pengertian tentang hal-hal baru yang sulit dimengerti maka pada buku pertama penulis melampirkan kotak hitam ditengah-tengah yang berisi tentang pandangan para ahli hal ini menunjukkan bahwa tulisan yang dilampirkan penulis didasari oleh pandangan para ahli. Penulis dalam buku ini juga melampirkan skema yang mencakup apasaja yang akan dibahas penulis. isi buku ini juga cukup menarik, karena pembawaan penulis yang menjelaskan setiap materi yang dilampirkan mudah dipahami serta menggunakan bahasa yang udah dipahami sehingga menjadikan buku ini layak dibaca siapa saja termasuk bagi calon-calon guru yang ingin tau bagaimana cara mengajar dan pendapat-pendapat mengajar, sama halnya dalam buku pemanding, buku pembanding  memberikan point-point peting tentang cara mengajar dan tipstips penting yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar, buku pertama juga melampirkan hal yang serupa bahkan lebih banyak serta dijelaskandengan baik . buku pembanding dan buku pertama juga menyangkut pautkan materi yang disampaikan dengan kehidupan sehari-hari sehingga contoh yang diberikan dapat dirasakan secara nyata .

Ø  Berdasarkan Keterkaitan judul dan isi serta, keterkaitan antara subbab

Sama halnya dengan buku pembanding, penulis selalu menyamkan isi dengan judulnya dan juga menghubungkan setiap kalimat demi kalimat agar terlihat menyatu dan tidak membosankan.

Ø  Berdasarkan Bahasa yang dan tanda baca .

Sama halnya dengan buku pembanding, buku yang digunakan kedua buku ini cukup mudah dipahami tidak terlalu sulit. Bahasa yang digunakan penulis seolah-olah mengajak kita bergabung dalam cerita yang dibuat olehnya. Rangkaian bahasa yang digunakan penulis juga sudaah baik dan menggunaankan EYD. Penggunaan tanda baca dalam buku ini juga sudah tepat. 
·       Kelemahan Buku

Jika pada buku pembanding yang saya baca, yaitu buku diktat  penulis selalu melampirkan kesimpulan atau rangkuman yang mencakup materi tiap bab, pada buku pertama penulis  tidak menyajikan kesimpulan isi bab pada  bagian akhir bab sehingga pembaca harus membaca keseluruhan isi buku untuk dapat mengetahui isi buku. jika dibandingkan dengan buku pembanding, jelas sekali terlihat jika isi dalam buku ini masih sangat kurang, meskiput telah melampirkan pendapat-pendapat para tokoh namun penjelasan tentang materi yang dilampirkan kurang memuaskan. Berdeda halnya dengan buku pembanding, pada awal bab baru buku pembanding selalu menyediakan peta konsep sebelum membahas materi sehingga pembaca dapat melihat subbab dalam bab tersebut, namun pada buku kedua hal tersebut tiddak dilampirkan penulis, walapun pada sebagian orang, hal tersebut tidak terlalu penting, namun jika dikaitkan dengan penulisan buku yang baik peta konsep seharusnya ada. 
Pada buku pembanding, penulis menyertakan bebarapa gambar yang menggambarkan situasi yang dilampirkan oleh penulis sehingga pembaca akan lebih tertarik dimana otak manusia akan lebih terangsang jika disangkutpautkan dengan gambar, namun pada buku pertama penulis tidak melampirkannya. Pada buku pertama juga, penulis melampirkan kata-kata baru yang dicetak tebal sehingga pembaca dapat melihat dan yang menjadi istimwenya penulis melampirkan pengertian kata-kata yang bercetak tebal tersebut, sangat berbeda dengan buku pertama yang tidak menggunakan istilah atau kata-kata baru. Pengguanaan bahasa yang cukup sederhana ini mengurangi ketertarikan pembaca karena tidak melihat hal-hal yang baru. 


3.2.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PEMBANDING

·       Kelebihan Buku

Ø  Syah membagi buku ini ke dalam dua bagian utama, yaitu hal belajar dan hal mengajar dengan berbagai pendekatan literatur. Dari hal belajar dan mengajar dibagi kedalam beberapa bagian.
Ø  Bagian pertama tentang psikologi, pendidikan, dan pengajaran. Pada bagian ini pembaca diajak untuk merefleksi tentang belajar dan mengajar dimana Syah mengungkapkan hasil risetnya mengenai objek dan kajian berupa siswa terutama dalam hal belajar, mengajar dan belajar-mengajar. Syah menegaskan bahwa prinsip, konsep, dan metode psikologi pendidikan merupakan landasan berpikir dan bertindak bagi guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang selaras dengan keadaan dan kebutuhan siswa.
Ø  Bagian kedua mengulas batasan perkembangan manusia yang meliputi dimensi (cakupan dan ukuran) rohaniah dan jasmaniah. Kemudian juga tentang faktor-faktor  yang mempengaruhi perkembangan. 
Ø  Bagian ketiga dari buku ini mengulas tentang belajar . dimana belajar pada asasnya ialah: tahapan perubahan perilaku siswa yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 
Ø  Bagian keempat akan berbicara masalah karakteristik, manifestasi dan pendekatan belajar, jenis-jenis belajar dan hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.   Pada bagian ini Syah menegaskan bahwa Efesiensi belajar ialah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha belajar dan hasil belajar. Jadi, ada belajar yang efesien ditinjau dari sudut usaha dan ada pula yang efesien ditinjau dari sudut hasil. 
Ø  Bagian ke lima, pada bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan prestasi atau kinerja akademik (academic performance) dan batas minimal prestasi belajar siswa. Berbicara masalah prestasi tentu berkaitan dengan evaluasi. Dijelaskan juga bahwa kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya misbehavior siswa, baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern siswa dan ekstern siswa
Ø  Bagian keenam, akan diuraikan tentang hal mengajar. Mengajar pada asasnya adalah kegiatan mengembangkan seluruh potensi ranah psikologis melalui penataan lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya kepada siswa agar terjadi proses belajar. 
Ø  Pada bagian akhir buku ini, Syah mengajak pembaca untuk memahami  interaksi instruksional antara guru dengan siswa, istilah proses mengajar-belajar (PMB) dipandang lebih tepat daripada proses belajar mengajar (PBM). Alasannya, karena dalam”proses” ini yang hampir selalu lebih dahulu aktif adalah guru (mengajar) lalu diikuti oleh aktivitas siswa (siswa) bukan sebaliknya. Syah juga menegaskan  hal lain, yang perlu dimiliki oleh guru adalah kompetensi dan profesionalisme keguruan yang sampai batas tertentu sering terlupakan oleh para guru. 
Ø  Selain memaparkan konsep dan teori-teori belajar-mengajar, buku ini juga disertai lampiran yang berisi daftar model, tabel, dan indeks. Dengan lampiran ini pembaca diharapkan dapat langsung memahami dan mempraktekkan cara belajar dan mengajar dengan pendekatan teori psikologi pendidikan.

·       Kekurangan buku :

Salah satu kritikan untuk buku ini, pembaca tidak menemukan daftar kata-kata istilah yang membantu menjelaskan konsep-konsep yang akan diuraikan. Hal ini berpotensi membuat pembaca jadi bingung. Selain itu juga pembaca tidak menemukan satu pun ilustrasi/gambar yang membantu mendekripsikan konsep yang akan diuraikan berkenaan dengan hal belajar-mengajar. Namun Syah memiliki pertimbangan lain,  menganggap semua pembaca dapat memahami secara keseluruhan konten buku tanpa memperhatikan level-level kemampuan yang membaca buku tersebut


BAB IV

PENUTUP

4.1.                 KESIMPULAN

Pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (UU No.20 Tahun 2003). Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang professional yakni guru dan dosen. Pengetahuan yang perlu dikuasai oleh guru atau calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan dengan pendekatan baru yang erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini.
Belajar sering dihubungkan dengan kegiatan siswa ketika menjalani proses pembelajaran (perilaku mempelajari materi) baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.  Sedangkan kegiatan mengajar dikaitkan dengan kegiatan guru khususnya ketika berada ditengah-tengah proses belajar mengajar (PBM). Pendidikan merupakan konsep ideal, sedangkan pengajaran adalah konsep operasional, dan keduanya berhubungan erat yang tidak mungkin untuk dipisahkan. Psikologi pendidikan ialah disiplin psikologi yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan. Psikologi pendidikan mencakup semua hal yang bersifat kependidikan terutama hal belajar, mengajar, dan belajar-mengajar. Belajar dan mengajar bukan hanya sekedar transfer  ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik, melainkan yang terpenting adalah penanaman nilai-nilai moral dari proses belajar mengajar itu sendiri.
Pada hakikatnya bahwa pengajaran memiliki signifikansi  yang vital dalam proses pendidikan. Hal ini tampak konsep-konsep ideal (pendidikan dan operasional (pengajaran) sama-sama berfungsi sebagai alat pencetak sumber daya manusia (SDM) dan sama-sama menciptakan SDM yang berkulitas. Bedanya, konsep operasional merupakan penjabaran dari konsep ideal, oleh karenanya pengajaran berhubungan langsung dengan fungsi dan tujuan , yang dituangkan sang penulis ke dalam bukunya. Buku yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru merupakan buku yang membahas secara keseluruhan mengenai belajar-mengajar dibandingkan buku sejenis yang membahas psikologi pendidikan.

4.2.SARAN

Adapun saran dari penulis adalah hendaknya setiap kritikan yang telah dilontarkan penulis dalam karya ilmiah ini menjadi masukan dan bahan referensi bagi penulis bahkan bagi pembaca agar mampu membuata buku yang lebih baik lagi.

No comments:

Post a Comment