CRITICAL BOOK REPORT
ADMINISTRATIVE BEHAVOIR
Oleh :
REINHOLD
MESNER NARO SIRAIT
5162311007
PTB D 2016
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
MEDAN
2017
BAB I
IDENTITAS BUKU
Penulis : Herbert A. Simon
Penerjemah : St. Dianjung
Tanggal Terbit : Oktober 1998
Edisi : 3
ISBN :
979-526-341-2
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Pengambilan
Keputusan dan Organisasi Administrasi
Pengambilan
keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara
beberapa alternatif yang tersedia. Ada dua jenis keputusan, yaitu :
- Keputusan pribadi, Merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan pribadi
- Keputusan Bersama, Merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan bersama
Jika
dilihat dari cara memperoleh informasi keputusan dapat dikategorikan menjadi 4,
yaitu :
- Refresentasi, Keputusan yang dihadapi dengan informasi yang cukup banyak
- Keputusan Empiris, Keputusan yang kurang memiliki informasi
- Keputusan Informasi, Keputusan yang kaya akan informasi
- Keputusan ekpolorasi, Keputusan yang kurang akan informasi
2.2 Beberapa Masalah
Teori Administrasi
Beberapa
Prinsip Administrasi yang di Akui
Diantara
prinsip – prinsip yang lebih umum yang terdapat didalam literatur mengenai
administrasi adalah :
- Efisiensi administrasi yang ditingkatkan melalui suatu suatu spesialisasi tugas dikalangan kelompok
- Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mengatur anggota-anggot kelompok didalam suatu hirarki wewenang yang pasti
- Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan membatasi jarak pengawasan
- Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mengelompokkan pekerja
2.3 Fakta dan Nilai
dalam Pengambilan Keputusan
Bidang
perilaku pengambilan keputusn dikembangkan di luar jalur teori dan penelitian
perilaku organisasi oleh psikolog kognitif dan ahli teori keputusan dalam ilmu
ekonomi dan informasi. Akan tetapi, barubaru ini muncul kembali minat mengenai
perilaku pengambilan keputusan, dan kembali ke jalur bidang perilaku
organisasi.
Meskipun
teori pengambilan keputusan klasik berjalan dalam asumsi rasionalitas dan
kepastian, tetapi tidak begitu halnya dengan teori keputusan perilaku. Ahli
teori perilaku pengambilan keputusan sependapat bahwa individu mempunyai
keterbatasan kognitif. Kompleksitas organisasi dan dunia secara umum
menyebabkan individu bertindak dalam situasi ketidakpastian dan informasi
begitu arnbigu dan tidak lengkap." Kadang-kadang risiko dan ketidakpastian
ini menyebabkan pembuat keputusan organisasi mempunyai keputusan yang
diragukan, atau tidak etis. Dikarenakan ketidakpastian dan ambiguitas, sejumlah
model pengambilan keputusan telah ada selama bertahun-tahun. Dasar dan titik
awal untuk mengembangkan menganalisis berbagai model perilaku pengambilan
keputusan adalah tetap mempertahankan tingkat dan arti rasionalitas.
2.4 Rasionalitas dalam
Administrasi
Dalam
proses memutuskan alternatif yang dipilih yang ipandang sebagai cara yang tepat
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Rasionalitas ada sangkut-pautnya dengan
pembuatan rangkaian cara-tujuan secara ini.
Tugas
keputusan mencakup 3 langkah, yaitu :
- Penyusunan semua strategi alternatif
- Menentukan semua konsekuensi yang melekat pada masing-masing
- Penilaian komparatif dan semua konsekuensi ini.
Tujuan-
tujuan didalam rangkaian bertindak sebagai indeks-indeks nilai. Gagasan
mengenai alternatif banyak menerangkan pola perilaku antar-pribadi. Hubungan
nilai- nilai individu yang saling mempengaruhi dengan konsekuensi-konsekuensi
perilaku gabungan mereka menentukan apakah pola perilaku dan akan bersikap
bersaing atau berkerjasama.
2.5 Psikologi Keputusan
Administrative
Batas-batas
rasionalitas tampak berasal dari ketidak mampuan pikiran manusia untuk
mengarahkan semua aspek-aspek nilsi, pengetetahuan, dan perilaku yang relevan
pada suatu keputusan tunggal. Rasionalitas manusia dengan demikian bekerja
didalam batas-batas lingkungan psikologis. Lingkungan mengenakan kepada si
individu sebagai unsur-unsur tertentu suatu pemilihan faktor-faktor yang harus
dijadikannya dasar bagi keputusan-keputusannya. Pengendalian
yang sadar atas lingkungan keputusan memungkinkan bukan saja suatu perpaduan
pilihan, tetapi juga suatu pengsosialisasikan pilihan itu. Lembaga-lembaga
sosial dapat dipandang sebagai suatu pengaturan perilaku individu dengan
mengenakan pola-pola rangsangan kepada lembaga-lembaga tersebut secara sosial.
Didalam pola-pola nilah pengertian mengenai arti serta fungsi organisasi dapat
ditemukan.
2.6 Keseimbangan
Organisasi
Organisasi
digambarkan sebagai suatu sistem sebagai suatu sistem yang seimbang, yang
menerima sumbangan-sumbangan di dalam bentuk uang dan tenaga, dan memberika
perangsang sebagai imbalan bagi sumbangan-sumbangan ini. Perangsang-perangsang
ini meliputi antara dari tujuan organisasi itu sendiri, konservasi dan
perkembangan organisasi, dan insentif yang tak ada hubungannya dengan manapun
dari yang dua ini.
Keseimbangan
organisasi dijaga oleh kelompok pengawasan, yang nilai-nilai pribadinya bisa
berbagai macam jenisnya, tetapi yang memegang tanggungjawab mempertahankan
kehidupan organisasi agar mereka bisa memperoleh nilai-nilai ini.
2.7 Peranan Wewenang
Didalam
administrasi menghindarkan hubungan-hubungan wewenang yang bertentangan
kadang-kadang merupakan masalah yang penting. Masalah itu dihadapi dengan
mendirikan suatu hirkaki wewenang yang pasti, dan dengan menetapkan wewenang
menurut wilayah disepanjang jalur-jalur fungsional.
Koordinasi
adalah hanya satu dari ketiga fungsi wewenang di dalam organisasi
administratif. Wewenang juga merupakan suatu faktor penting dalam memaksakan
dijalankannya tanggungjawab, dan di dalam pengkhususan pengambilan keputusan.
Suatu pengorgnisasian
formal adalah suatu rencana untuk pembagian kerja serta allakasi wewenang.
Rencana organisasi memberikan kepada masing-masing anggota kelompok status
serta peranan dalam hubungannya dengan anggota-anggota lain, tapi menetapkan
kadar dari karya serta fungsi keputusannya hanya dalam bentuk-bentuk yang
sangat umum.
2.8 Komunikasi
Pada
umumnya struktur organisasi akan mencakup penetapan suatu sistem komunikasi
formal termasuk saluran-saluran bagi komunikasi-komunikasi lisan ataupun
tertulis, arus dokumen, pencatatan dan pelaporan, serta pedoman tetapi ini akan
dilengkapi dengan suatu jaringan komunikasi non-formal yang di dasarkan pada
hubungan-hubungan sosial yang berkembang di dalam organisasi. Organisasi
biasanya membentuk unit-unit yang dikhususkan untuk fungsi-fungsi komunikasi
tertentu. Ini termasuk bantuan staf, tempat-tempat penyimpangan “ingatan”
organisasi, dan unit-unit penyelidikan, baik interen maupun eksteren.
2.9 Kriteria Efisiensi
Administator
harus bepedoman pada kriteria efiensi. Kriteria ini menghendaki agar
hasil-hasil ditingkatkan semaksimal mungkin dengan sumber-sumber daya yang
terbatas. Kriteria “kebenaran” tidak mempunyai arti dalam hubungannya dengan
unsur-unsur penilaian dalam keputusan. Untuk meningkatkan mutu keputusan
diharapkan dilakukannya riset-riset empiris mengenai fungsi-fungsi produksi
yang menghubungkan kegiatan-kegiatan dengan hasil-hasilnya. Nilai organisasi
menurut jalur-jalur fungsional adalah karena kemudahan-kemudahan yang
diberikannya kepada proses keputusan. Fungsionalisasi hanya mungkin apabila
teknologi memungkinkan kegiatan-kegiatan di[isah-pisahkan menurut garis-garis
sejajar. Suatu sarana yang kuat unutuk memperbaiki proses-proses pengambilan
keputusan pemerintah, baik yang bersifat legislatif maupun administratif,
adalah anggaran.
Perbaikan
metode pembuatan anggaran akan memungkinkan suatu pembagian kerja yang le bih efektif antara instansi perumus
kebijaksanaan dan instansi administratif, dan memusatkan perhatian kepada
fungsi-fungsi produksi sosial dan peranan kritisnya didalam pengambilan
keputusan.
2.10 Loyalitas dan
Identifikasi Organisasional
Akibat
identifikasi utama yang tak dikehendaki terutama sekali bahwa ia mencegah
individu yang terorganisir membuat keputusan-keputusan yang benar dalam hal
dimana wilayah nilai-nilai yang terbatas yang diwakilinya harus ditimbang
terhadap nilai-nilai lain diluar wilayah itu. Struktur organisasi harus
dirancang, dan keputusan-keputusan dibagikan didalamnya, agar mengurangi sampai
sekecil-kecilnya terjadinya keputusan yang berat sebelah yang timbul dari
maksud itu. Untuk menghindari identifikasi yang berat sebela pengambilan
keputusan anggaran harus dilakukan pada suatu titik dalam organisasi dimana
keputusan itu akan ditinjau dari segi efisiens ketimbang segi kecukupannya
yaitu dimana alternatif-alternatif biaya serta nilai sesungguhnya akan diajukan. Demikian juga
keberhasilan pengspesialisasian fungsional, karena kehadiran
konsekuensi-kinsekuensi seperti itu akan mengakibatkan ketimpangan-ketimpangan
keputusan.
jika
identifikasi amat berguna untuk meniadakan unsur-unsur pribadi dalam melakukan pilihan
dalam sebuah organisasi dan untuk memaksakan dijalankannya pertanggungjawab
sosial, maka identifikasi itu bisa juga amat berbahaya jika iya memberi corak
lain dan merubah keputusan-keputusan yang mendahului pembentukan struktur
organisasional itu sendiri.
2.11 Anatomi Organisasi
Dengan
menggunakan istilah-istilah “teoritis” dan “praktis” sebagaimana didefenisikan
pada bagian ini, maka suatu ilmu administrasi bisa mengambil salah satu dari
kedua metode tersebut. Dalil-dalil mengenai administrasi bisa merupakan
uraian-uraian baik berkenaan dengan suatu organisasi tertentu atau
organisasi-organisasi secara umumnya mengenai cara manusia berkelakuan dalam
kelompok-kelompok yang terorganisir. Ini disebut sosiologi administrasi. Suatu
ilmu administrasi praktis terdiri dari dalil-dalil mengenai bagaimana manusia
akan berperilaku jika mereka menginginkan agar kegiatan mereka berakibat dengan
dicapainya tujuan-tujuan administratif semaksimal mungkin dengan sarana-sarana
yang langka.
2.12 Lahirnya Sebuah
Organisasi
Salah satu bagian penting tugas pengorganisasian
adalah mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada, mempertemukan
macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kepampuan kesemuanya kesuatu
arah tertentu. (George .K Terry)
Ciri-ciri organisasi yaitu :
- Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
- Adanya tujuan
- Adanya sasaran
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
Tanpa
adanya organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk
melaksanakan suatu kerja sama, karena setiap orang tidak akan mengetahui
bagaimana cara bekerja sama dalam sebuah organisasi tersebut. Suatu
organisasi dibentuk karena adanya suatu dorongan dari dalam diri sekelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu organisasi yang berjalan
tanpa tujuan adalah sama halnya dengan ular berjalan tanpa kepala, suatu
organisasi berjalan dengan baik karena didukung oleh tujuan yang jelas. Tujuan
merupakan sebuah rel yang mengarakan kita ke satu arah yang tepat sesuai dengan
harapan kita.
Dengan
mengikuti organisasi, seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya. Selain
itu, seseorang juga akan memiliki kemampuan lebih di bandingkan dengan mereka yang tidak pernah ikut organisasi
dan . Selain itu, dalam organisasi juga bisa melatih soft skill
seseorang. Orang cenderung ikut serta
dalam kegiatan organisasi dikarenakan dalam organisasi, seseorang bisa
mendapatkan ilmu yang mungkin tidak didapatkannya selama bangku pendidikan.
Seperti mengatur jalannya kegiatan, mengenal karakter orang-perorang, mengatur
waktu dengan baik, mengasah softskill, membentuk jiwa kepemimpinan, mengatur
cara berkomunikasi yang baik. Dan masih banyak lagi. Selain itu, dengan
mengikuti organisasi juga bisa memperluas jaring pertemanan. Organisasi mampu
membangun karakter diri yang matang dalam berpikir, pandai dalam bersosialisai,
kritis dalam menyikapi permasalahan dan melatih kebersamaan dalam
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Orang yang berhasil di organisasi
kelak tak canggung lagi berbicara di depan umum.
Didunia
ini, tak ada satu pun orang yang sukses tanpa pernah mengikuti
sebuah organisasi. Organisasi apapun itu. Jadi, organisasi memiliki peranan
yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang di masa yang akan
datang. Orang yang sukses ialah orang yang berhasil dalam kegiatan
organisasinya.
Organisasi
ada karena ingin mewujudkan tujuan satu atau sekelompok orang yang dikerjakan
oleh 2 orang atau lebih secara bekerja sama agar lebih mudah dalam
pencapaiannya. Sistem kerjasama ini termasuk dengan pembagian kerja tiap orang,
teknologi yang digunakan untuk membatu pencapaian tujuan, pengaturan dan manajerial
lingkungan serta pengaturan ekonomi dan transaksi pembiayaan. Adanya organisasi
juga digunakan untuk menetapkan kekuasaan, wewenang dan kontrol.
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Sampul
buku ini cukup menarik dan pewarnaan pada buku ini juga sudah cukup bagus
|
Penulisan
dalam buku ini kurang rapi dan menjadi kurang menarik untuk dibaca
|
Buku
ini juga lengkap dengan identitas penulis serta tahun terbit edisi-edisi
sebelumnya
|
Isi
dalam buku ini juga kurang menarik karena hanya terdapat banyak ilustrasi dan
kurang penjelasan dan tidak terdapat pengertian-pengertian yang memudahkan
pembaca mengerti arti- arti dari setiap subbab
|
Buku
ini juga cukup lengkap karena dilengkapi dengan kata pengantar dan prakata
|
Pada
simpulan pada akhir subbab pemilihan kata ada yang kurang tepat yang membuat
pembaca sulit menarik simpulan sendiri
|
Buku
ini juga dilengkapi dengan simpulan pada setiap akhir subbab
|
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
- Buku ini sudah cukup bagus hanya saja penulisan pada buku ini tidak rapi, dan
- Isi buku ini hanya terdapat banyak ilustrasi-ilustrasi dengan beberapa pemilihan kata yang kurang tepat yang membuat pembaca sulit memahami arti setiap subbab dan karena itu buku ini menjadi kurang menarik untuk dibaca.
4.2. Saran
- Sebaiknya penulisan pada buku edisi berikutnya nanti diperbaiki dan dibuat lebih rapi dan pemilihan katanya lebih baik lagi agar lebih menarik dibaca,
- Dalam isi buku edisi berikutnya sebaiknya dipaprkan pengertin-pengertian setiap subbab sekaligus ilustrasi- ilustrasi yang berhubungan dengan subbab agar pembaca lebih mudah memahami isi dari setiap subbab tersebut.
No comments:
Post a Comment