“ CRITICAL
BOOK REPORT “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
REINHOLD MESNER NARO SIRAIT
5162311007
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah perkembangan peserta didik yang berjudul ”CRITIKAL BOOK REPORT” ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu SANTA SITUMORANG yang telah membimbing saya dalam membuat tugas
ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas critikal book report ini
banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terkait.
Harapan saya, semoga critikal book report ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
.
Medan,
29 September 2016
Reinhold
M N Sirait
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………...........................................i
DAFTAR
ISI……………...……………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………..……….....1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….......1
1.2 Tujuan…………………………………………………………….…...…1
1.3 Manfaat………………………………………………….…………….....1
BAB
II ISI
BUKU
2.1 Identitas Buku..………………………………...……………....………...2
2.2 Ringkasan Isi Buku…………………………………………………........3
BAB
III PEMBAHASAN………………………………………………….…….18
3.1 Pembahasan…………………………………………………………......18
3.2 Keunggulan………..…………………………………………………….18
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………...19
4.2 Saran………………………………………………………………...…..19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…20
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Perkembangan
dimaknai sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organism,
secara fisik maupun psikis, menuju tingkat kedewasaan atau kematangan.
Perkembangan itu berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambangan.
Secara psikis, perkembangan mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sangat
menentukan seseorang dalam bersosialisasi.
Di
dunia pendidikan, proses sosialisasi terdiri dari beberapa tahap, salah satunya
adalah tahap tugas perkembangan. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang
muncul pada periode tertentu dalam suatu rentang kehidupan individu, yang
apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan atau
kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka
akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya.Oleh karena itu, kemampuan menilai dan memahami lebih
jauh tentang perkembangan peserta didik, menjadi syarat penting dalam suatu
proses pengajaran.
1.2 TUJUAN
·
Memahami pengertian
Perkembangan Peserta Didik dan arti penting
·
mempelajarinya untuk
calon pendidik yang dapat menjadikan dasar pijakan dalam pembelajaran di
sekolah
·
Memahami tentang
karakteristik perkembangan rentang kehidupan manusia dan berbagai ranah
perkembangan setiap individu.
·
Memahami perbedaan istilah Pertumbuhan dan
Perkembangan yang selalu mengikuti kajian Perkembangan Peserta Didik, serta
memahami faktor yang mempengaruhinya
·
Menjadikan dasar pemahaman untuk memahami
perbedaaan secaraindividual dari setiap tahapan perkembangan individu
1.3 MANFAAT
·
Untuk memenuhi tugas mata
kuliah “ perkembangan peserta didik”
·
Untuk menambah pengetahuan
tentang perkembangan peserta didik.
BAB II
ISI BUKU
2.1 IdentitasBuku
Ø
Buku
Utama (buku
pertama)
· Judulbuku
: Perkembangan Peserta Didik
· Pengarang
: Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono
· Penerbit : PT RINEKA CIPTA, Jakarta Kompleks Perkantoran Mitra Mataram
· Tahunterbit
: 2013
· Kota
Terbit
: MATARAM
· ISBN :
978-979-518-826-1
· TebalBuku
: 245 hlm
· Ukuran
: 15,5 x 23,3
cm
Ø
BukuPembanding
(bukukedua)
· Judulbuku
: Psikologi pendidikan
· Pengarang
: Drs. Sumadi suryabrata
· Penerbit : PT RAJA GRAFINDO PERSADA
· Tahunterbit
: 2004
· Kota
Terbit
: Yogyakarta
· ISBN :
978-602-8555-04-3
· TebalBuku
: 354 hlm
· Ukuran
: 26
x 19 cm
Di dalam ringkasan buku ini terdapat
tujuh (7) bab yang membahas mengenai perkembangan peserta didik. Baiklah
langsung saja saya akan mereview isi dari buku ini, dan apa bila nantinya ada
sebuah kesalahan dalam penulisan dan bahasa yang kurang baik saya selaku orang
yang merivew saya meminta maaf.
BAB I
KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN
INDIVIDU
Individu adalah manusia yang
berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah, tunggal, dan khas. Ia sebagai subjek
yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuanya untuk
berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan yang
menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia
masih dalam kandungan. Kelahiran merupakan
satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai setiap organ atau
bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan, sosial ekonomi, sosial
kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.
Pertumbuhan fisik lebih
lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing masing organ mencapai tingkat
kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan pertumbuhan
fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh terhadap
perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengelaman
terhadap nilai, norma dan moral. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan IndividuKajian
medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi oleh
faktor bawaan, kualitas individu juga sangatdipengaruhi oleh beberapa faktor
lain, seperti faktor lingkungan yang tidak lepasdari pengaruh faktor
psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga disebutfaktor keturunan dan
faktor lingkungan. Kedua faktor ini berbeda-beda antaraindividu yang satu
dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan yangdisebut dengan istilah individual
differences. Berdasarkan hal ini, masing-masing individu
memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam kemampuan
berfikir, merasakan sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari.
Dalam
melihat dan menyikapi perbedaan tersebut, hendaknya pendidik menyadari
bahwa tidak semua individu dapat diperlakukan dengan cara yang selalu
sama. Masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan
yang sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda.Untuk lebih jelasnya,
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan individu adalah
sebagai berikut:
A. Faktor
Internal
· Kondisi
Fisik
Faktor
fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang
diturunkan oleh kedua orang tuanya. Faktor ini dimulai dari masa pembuahan sel
telur oleh sel jantan. Unsur-unsur di dalam struktur genetik inilah yang
memprogramkan tumbuhnya sel tubuh pada manusia. Gen inilah yang menentukan
warna rambut, kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta
emosi (Atkinson, 1991). Potensi genetik inilah yang akan berinteraksi dengan
lingkungan sehingga membentuk individu tersebut tumbuh dan berkembang. Pada
masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah faktor penyimpangan yaitu dari segi fisik, seperti
keadaan gizi yang buruk pada ibu hamil, dipengaruhi berbagai jenis obat-obatan
yang berbahaya, rokok, alkohol, serta zat-zat kimia dapat merugikan janin. Dari
segi psikologis, pembentukan sel-sel tubuh juga dipengaruhi oleh keadaan
psikologis selama kehamilan. Emosi Ibu yang tidak stabil atau stres yang berat
dapat menumbuhkan kelainan pada janin, seperti penyakit dan cacat fisik maupun
psikologis. Untuk lebih rinci dapat dicermati penjelasan berikut ini;
1.Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan
individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang. Hal ini
merupakan faktor yang sangat penting dalam merangsang tumbuh kembang individu
dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan bagian
paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu. Walaupun
perkembangan otak tidak sepesat masa bayi, namun otak terus tumbuh pada masa
awal individu-individu. Pada usia 3-4 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ dari otak
orang dewasa. Pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai 9/10 otak orang dewasa
atau sekitar 90 % berat otak orang dewasa. Beberapa pertambahan ukuran otak
disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syaraf di daerah otak.
Ujung-ujung urat syaraf akan terus tumbuh hingga masa remaja. Bertambah
matangnya otak, dikombinasikan dengan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik, akan menyumbang besar bagi perkembangan kognitif
individu (Santrock, 1995). Oleh karena itu, pemberian gizi yang baik tidak
hanya ditentukan pada saat setelah kelahiran saja, namun seperti yang sudah dijelaskan
di atas, dimulai sejak janin tumbuh di dalam kandungan.
Pasca kelahiran dimulai dari
pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang sangat baik bagi individu karena sesuai
dengan keadaan tubuh bayi pada saat itu. Adapun kebutuhan gizi yang diperlukan
adalah masukan kalori dan protein, ditambah dengan perlunya masukan vitamin,
zat besi, yodium dan kalsium. Kalori didapatkan dari karbohidrat sebagai sumber
energi untuk pembakaran sel-sel tubuh yang menunjang gerakan motorik dan
aktivitas berfikir. Sumber karbohidrat ini didapatkan dari nasi, roti, mi,
jagung ataupun berbagai macam makanan yang mengandung tepung. Protein
diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel tubuh serta menggantikan zat-zat
tubuh yang sudah aus dan membuat hormon-hormon pertumbuhan. Protein ini bisa
berasal dari hewan seperti: daging sapi, ayam, telur maupun ikan, sementara
protein nabati atau yang berasal dari tumbuhan seperti tempe, tahu, kacang
hijau. Berbagai macam protein ini haruslah disajikan secara bervariasi pada
individu sehingga dapat saling melengkapi. Vitamin dan mineral pun sangat
diperlukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh, yaitu proses perubahan bahan
makanan menjadi energi, menjaga daya tahan tubuh dari infeksi dan penyakit.
Sumber vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai macam sayuran dan
buah-buahan. Zat yang paling berperan langsung pada daya pikir adalah zat besi
dan yodium. Kekurangan zat besi berakibat jumlah oksigen yang dibawa oleh
sel-sel ke seluruh tubuh termasuk ke dalam otak berkurang, sehingga terlihat
individu lesu, tidak bergairah dan menurunnya daya konsentrasi. Zat besi banyak
terdapat dalam daging berwarna merah, hati dan sayuran berwarna tua. Yodium
berfungsi untuk kerja kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin yang
mengontrol laju metabolisme. Kekurangan yodium ini dapat mengakibatkan
merosotnya IQ dan keterbelakangan mental. Yodium ini banyak terdapat pada
makanan yang berasal dari laut dan garam. Zat lain yang sangat berguna bagi
tubuh adalah kalsium yang digunakan untuk pertumbuhan tulang, gigi, kelancaran
impuls syaraf di otak dan kerja jantung. Kalsium ini bisa didapat dari susu, keju,
ikan laut, ayam dan brokoli.
2. Cacat dan penyakit
Kondisi
individu yang cacat banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
A.
Pengaruh genetik karena adanya kelainan berupa penyimpangan kromosom.
Salah
satu penyimpangan kromosom disebut dengan down syndrome. Penyimpangan
ini disebabkan adanya kelainan pada kromosom ke-21 berjumlah tiga dari
yang seharusnya berjumlah dua. Individu yang menderita down syndrome ini
memiliki ekspresi muka yang khas, yang biasanya diikuti oleh
keterbelakangan dalam perkembangan (Monks, 1998).
B. Ibu yang kurang gizi
pada saat mengandung.
Seperti yang diungkapkan oleh Mussen (1994) mengatakan bahwa bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi dapat menyebabkan berat lahir
rendah, menderita kecacatan atau keabnormalan pada otak sehingga
mengakibatkan retardasi mental, kurangnya kekebalan tubuh sehingga cepat
terserang penyakit radang paru-paru dan bronkitis, serta cacat tubuh.
C.
Obat-obatan dan alkohol.
Kandungan
zat kimia pada obat dan alkhohol pada orangtua akan menghasilkan sprerma
dan sel telur yang tidak sehat. Begitupun pada kondisi janin yang
dikandung oleh ibu yang sering meminum alkohol, obat-obatan, serta obat
terlarang seperti mariyuana serta obat-obat psikotropika kecendrungan
untuk melahirkan bayi yang cact cenderung besar. Selain itu kelainan
jantung, retardasi mental, serta fungsi tubuh yang tidak optimal dapat
menjadi akibat dari obat dan alkohol.
D.
Radiasi
Mussen
(1994) mengatakan bahwa sumber potensial kecacatan pada bayi adalah radiasi sinar X yang dialami
ibu selama kehamilan, baik itu untuk pengobatan
penyakit ibu seperti kanker, tumor, atau diagnosis penyakit lain.Radiasi antara pembuahan dan saat ovum tertanam di uterus
dianggap mengahncurkan ovum yang
telah dibuahi. Bahaya terbesar adalah cacat
bentuk tubuh antara minggu kedua dan keenam setelah pembuahan.
E.
Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan
Beberapa
penyakit yang dianggap berbahaya dapat mempengaruhi kondisi janin adalah penyakit citomegalovirus, rubela (campak jerman),
hepatitis, cacar air, sipilis, serta
toksoplasma. Beberapa penyakit yang dapat timbul adalah cacat tubuh, cacat jantung, ketulian, kebutaan, serta
retardasi mental.
F.
Keadaan Emosi pada Ibu
Keadaan
emosi itu sangat memperngaruhi perkembangan janin. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ktika ibu merasakan marah, tertekan, takut,
dan cemas yang tinggi akan
mengaktifkan sistem autonomik ibu yang selanjutnya
melepaskan zat kimia seperti asetilkolin dan epnefin ke dalam aliran darah. Selanjutnya, dalam
keadaan seperti itu, kelenjar-kelnejar endokrin
seperti kelenjar adrenalin mengeluarkan berbagai jenis hormon dan terjadi modifikasi metabolisme
sel. Dengan berubahnya komposisi darah,
zat baru diteruskan melewati plasenta, sehingga mengahsilkan perubahan dan sistem peredaran janin.
Perubahan inilah yang dapat menganggu
janin. Sebuah penelitian mencatat bahwa gerakan tubuh janin meningkat beberapa ratus persen sewaktu mengalami stres atau
tekanan emosi (Sontag dalam Mussen,
1994). Lebih lanjut dikatakan bahwa bayi
yang lahir dari ibu yang tidak bahagia atau gundah, maka dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau
memiliki berat lahir rendah, hiperaktif,
rewel, kesulitan makan, mengalami gangguan tidur, buang air besar berlebihan, serta kebutuhan luar biasa untuk diperlukan dan diperhatikan.
3. Kondisi Psikis
Kondisi
fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Seperti yang diuraikan sebelumnya,
bahwa ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual
yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak
sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan
dirinya. Begitupun dengan ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya
dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau
mengalami retardasi mental.
C. Faktor
Eksternal
·
Lingkungan Fisik
Lingkungan
ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau
kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan
kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses
kehidupannya.
Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya pertikaian dapat
menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau peniruan perilaku
kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu. Sementara itu
kondisi yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya sanitasi atau kebersihan
lingkungan, keadaan rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta keadaan
geografis yang sulit, misalnya karena di daerah terpencil yang jauh dari
informasi, sulit dijangkau, serta rawan akan bencana alam, selain dapat
mempengaruhi
tekanan psikis juga mempengaruhi faktor kesehatan karena
pengobatan
yang sulit didapatkan.
Menurut teori stres lingkungan (Sarwono,
1992), ada dua elemen dasar yang menyebabkan manusia bertingkah laku terhadap
lingkungannya. Elemen pertama adalah stresor dan elemen kedua adalah stres itu
sendiri. Stresor adalah elemen lingkungan yang merangsang individu seperti
kebisingan, suhu udara, dan kepadatan, ataupun lingkungan rumah yang tidak
sehat. Sementara stres diartikan sebagai ketegangan atau tekanan jiwa yang
merupakan akibat dari hubungan antara stresor dengan reaksi yang ditimbulkan
dalam diri individu.
· Lingkungan
Non fisik
Faktor
Non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan, dan
masyarakat. Adapun beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik ini
adalah ;
1. Faktor
Psikososial
Ada
beberapa hal yang termasuk faktor psikososial yaitu stimulasi, motivasi dalam
mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua:
A. Stimulasi.
Hal
ini merupakan faktor yang penting dalam menunjang perkembangan individu.
Individu yang mendapat stimulasi atau rangsangan yang terarah dan teratur akan
lebih cepat mempelajari sesuatu karena lebih cepat berkembang dibandingkan
individu yang tidak mendapatkan banyak stimulasi. Individu akan berkembang
pola-pola berfikir, merasakan sesuatu, dan bertingkah laku, bila banyak diberi rangsangan
yang berupa dorongan dan kesempatan dari lingkungan disekitarnya. Walaupun
mungkin ada individu yang berbakat, namun bila lingkungannya tidak mendukung,
potensinya untuk berkembangpun dapat terhambat. Sebaliknya, bila ada individu
yang belum terlihat potensi pada dirinya, namun rangsangan dan kesempatan
bereksplorasi diberikan secara maksimal dan sesuai dengan kebutuhan usianya,
maka individu tersebut dapat berkembang jauh lebih baik. Sebagai contoh,
individu yang sejak dini diajarkan bagaimana memecahkan permasalahannya akan lebih
mudah menyelesaikan masalah lain karena adanya pengalaman belajar.
B. Motivasi
dalam mempelajari sesuatu.
Motivasi
yang ditimbulkan dari sejak usia awal akan memberikan hasil yang berbeda pada
individu dalam menguasai sesuatu. Dorongan yang bersifat membangun daya fikir
dan daya cipta individu, akan membuat individu
termotivasi untuk melakukan yang lebih
baik lagi. Pemberian kesempatan pada individupun dalam mengeksplorasi sesuatu merupakan salah
satu cara dalam memotivasi individu
belajar. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak institusi pendidikan maupun dari
pihak keluarga. Individu dimotivasi utnuk
menjelajah, meneliti, berkarya atau memegang
sesuatu utnuk
memuaskan rasa ingin tahunya merupakan hal
yang dibutuhkan individu.
C. Pola
asuh dan kasih sayang dari orang tua.
Orangtua
merupakan area terdekat pada individu. Individu sangat memerlukan kasih sayang,
perlindungan, rasa aman, sikap dan perlakuan yang adil dari orangtua. Bagaimana
gaya pengasuhan orangtua yang diberikan pada individu; apakah permisif atau
serba boleh, otoriter yang tidak membolehkan individu berbuat apapun, ataukah
bersifat otoritatif yang merupakan perpaduan dari keduanya, semuanya akan
memberikan dampak yang berbeda pada individu. Pola asuh ini sangat dipengaruhi
oleh kualitas interaksi antara individu dan orangtua. Bagaimana individu
terbentuk tentunya didapat dari pembiasaan-pembiasaan yang terjadi pada
situasirumah. Hal inilah yang terkadang mendasari individu untuk mengembangkan
dirinya. Sebagai contoh, individu yang mendapat gaya pengasuhan otoriter yang
bercirikan semua diatur oleh orangtua individu tersebut akan menjadi individu
yang selalu bergantung serta memiliki daya kreativitas yang rendah karena
adanya pembatasan-pembatasan dalam berfikir dan berperilaku. Sebaliknya
individu yang selalu mendapatkan kebebasan berperilaku semaunya akan
mengembangkan sikap dan perilaku yang sulit memahami dan menerima keadaan yang berbeda
dengan dirinya.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Manusia senantiasa mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung
secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.Pertumbuhan
fisik di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor nutrisi yang telah
terasa sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang
menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.
Perkembangan
merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi
kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan
merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh pencapaian tungkat
kematangan fisik.
Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju
kesempurnaan struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang
dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal
yang lama dan memperoleh yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan ideal tentang
struktur tubuh manusia.
Proses
pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan dengan demikian
akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti kemampuan
berfikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan
mengendalikan emosi. Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan
dengan irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan
mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya
(moton).
Hukum
pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya
pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal
yang artinya pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Hukum
perkembangan menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan sosio-psikologi berawal
dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus. Perkembangan secara
keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa
bayi, masa anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan
perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik.
Masa
remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik
terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berfikir,
bahasa, emosi, dan sosial anak. Gejala onani atau masturbasi timbul karena
rangsangan kematangan seksual dan dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang di
lain pihak merupakan tindakan untuk menghindari larangan norma sosial dan
hukum. Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik
hukum, ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan
sistem budayanya. Secara umum anak dikaitkan mencapai masa remaja ditandai oleh
kematangan fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari
indung telurnya dan bagi para pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan
muncul tanda-tanda kelamin skunder. Kebutuhan
dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Menurut Freud, dorongan
yang paling menetukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual, sehingga
setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitannya dengan upaya
untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut Erickson dorongan
primer itu pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi pandangan
Erickson ini sejalan dengan pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis
kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan
dengan kondisi kehidupan sekarang dan diamsa depan.
Prilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif.
Motif inilah yang mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan
mislanya kebutuhan untuk mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan
diri. Kebutuhan untuk berfasilitas dengan sesama dan kebutuhan untuk berpartisipasi
merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja.
Hal ini sejalan dengan pandapat Rogers dan Erickson.
BAB III
PERTUMBUHAN FISIK
Pertumbuhan fisik adalah
perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertmabahnya
ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan
ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laiki-laki
maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan tertentu.
Pada
dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan kelenjar
hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan ukuran
tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua
pada remaja. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua
macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan dan hormon gonadotropik yang berfungsi
mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik yang tepat akan dapat dicapai
apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan gonadotropik.
Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh
1).perubahan ukuran tubuh, yang selama masa remaja pertumbuhan tinggi badan
bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar 200 persen atau dua kali
lipat; 2).proporsi tubuh yang kurang proporsional; 3).ciri kelamin utama, yaitu
kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita mengalami menstruasi pertama
dan pada laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan 4). Ciri kelamin kedua
seperti oinggul melebar dan mencuatnya puting pada susu pada wanita dan
tumbuhnya kumis dan jenggot serta bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun
pada laki-laki.
Pertumbuhan
fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini tampak pada
prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri remaja, isolasi dari
pergaulan, prilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta
“melawan” kewenangan dan semacamnya.Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya
perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan.
Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah
raga, kegiatan pramkuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di
sekolah, kegiatan kokurikule dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara
terprogram.
BAB IV
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Intelek adalah kecakapan mental, yang
menggambarkan kemampuan berfikir,. Banyak definisi tentang intelegensi namun
makane intelgensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berfikir
dan bertindak. Kemampuan berfikir atau intelegensi diukur dengan tes
intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes Beint-Simon. Hasil
intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak gunanya karena
tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek. Kemampuan
berfikir terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi
akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah. Hal
ini akan berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaiknya seseorang yang
berkemampuan berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung. Ciri-ciri pokok
dalam perkembangan intelek remaja (yang telah berada pada tingkat berfikir
operesional-formal)dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-hipotesis dan
berfikir kombinatoris.
Perkembangan
intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman belajar
termasuk berbagai bentuk latihan, lingkungan, terutama kondisi lingkungan
keluarga. Oleh karena itu terdapat perbedaan kemampuan dan irama perkembangan
inteligensi individu. Secara umum dapat dikenal pengelompokan individu
berdasarkan tingkat kecerdasan dalam beberapa tingkat atau jenjang: kelompok
anak berkelainan mental, kelompok anak bodoh, anak normal, anak pandai, anak
cerdas, dan anak istemewa (jenius).
Perkembangan
sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan
meningktanya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada
pergaulan di dalam masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman tentang norma
kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk
kehidupan kelompok terutama kelompok sebaya dan sejenis. Perkembangan
sosial anak reamaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: kondisi keluarga,
kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas
mental terutama intelek dan emosi.
BAB V
Perkembangan Efektif
Emosi adalah wahana efektif yang kuat
dan di tandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pola emosi remaja sama dengan
pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara
lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya terletak
pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta pengendalian
remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan ciri-ciri
perkembangan emosi remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan belajar serta kondisi-kondisi
kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa takut
menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada
perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh
keadaan fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan. Dalam
kaitannya dengan penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya
dalam pengembangan emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas,
mendorong anak beri, pengelolaan diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami
remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.
Nilai-nilai
kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-prinsip
hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk
perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi
individu terhadap sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak
dalam pengalaman nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai,
berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam
tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.
Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai
oleh remaja. Menjadi remaja berarti mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak
memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat menjalankanya/mengamalkannya.
Orang tua dalah penting lain disekitar remaja mempengaruhi perkembangan nilai,
moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di samping interaksi sosial, faktor anak
ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi perbedaan individual dalam
perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur, faktor kebudayaan,
dan tingkat pemahamannya
BAB VI
Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier,
dan Kehidupan Berkeluarga
Kebututuhan seorang individu
muncul karena pertumbuhan dan perkembangan psiko fisisnya. Dorongan (motif)
merupakan faktor utama munculnya kebutuhan dan dorongan tersebut secara alami
(asli) maupun karena proses belajar akan mendorong seseorang individu untuk
bertingkah laku memenuhi kebutuhan.
Dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang remaja banyak menghadapi masalah,
antara lain adalah : kondisi yang amat berbeda antara masa anak-anak dan masa
remaja/dewasa, norma yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam
menilai kemampuan dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi, dan
kesulitan dalam penyesuain diri dengan berbagai kondisi masyartakat yang amat
kompleks. Menjalani perkembangan bagi remaja tidak lain adalah melaksanakan
tugas-tugas, yaitu mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima sebagai individu
yang mampu berdiri sendiri di dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat. Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan
pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan tugas kehidupan keluarga. Dalam menjalankan
tugas-tugas tersebut laki-laki berbeda dengan wanita, baik mengenai tugas dalam
perkembangan fisik maupun dalam perkembangan psiko fisis. Remaja
laki-laki berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan altetik (bidang
olah raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi “seorang wanita”
yang baik. Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai “wanita yang
dikenal baik” di mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-laki”.
Wanita oerlu menjadi gadis yang “manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang
akademik, tidak terlalu banyak bicara di dalam kelas, tetapi harus menjadi
wanita yang sportif di hadapan seorang laki-laki. Hampir setiap pemuda (laki-laki atau
wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama menunjukkan jenis pekerjaan yang
sesuai dan, kedua menikah dan membangung rumah tangga (keluarga). Pendidikan
tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan
perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis melalui
organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan
pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB VII
Penyesuaian Diri Remaja
Manusia tidak dilahirkan dalam
keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuain diri terhadap lingkungan
hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yang cukup unik.
Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan
kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju pada pencapaian
keharmonisan antara konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan
konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam prilaku untuk membebaskan diri
dari ketegangan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
KEUNGGULAN
Buku perkembangan peserta didik ini sudah bagus,
apalagi dilengakapi/disertai dengan sedikit latihan. Menurut saya buku perkembangan peserta didik karangan Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono ini sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas di buatnya
dengan sangat lengkap dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat
konsep-konsep dan kata kunci di setiap materinya yang dibahas.Isi buku dan
penjelasan dalam buku Drs.
Sumadi suryabrata sudah lengkap, karena ia mengupas tuntas semuanya dan
Ia juga membahasnya semua satu per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah
satu per satu dari materi tersebut.
Buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para
mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi. Sampul/cover yang
digunakan pada buku Drs.
Sumadi suryabrata kelihatan simple tetapi tetap menarik dan sederhana.
Salah satu
keunikan dari buku Prof.
Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini adalah
disertai juga dengan gambar ataupun diagaram yang dapat memperjelas pembahasan
dan mudah diketahui secara langsung dan singkat tanpa membaca lagi isi
kalimat-kalimat itu lagi.
Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai
panduan dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang menyimak dan listening.
Buku ini juga bisa dijadikan sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk
melanjutkan perkuliahan disemester berikutnya
3.2 KELEMAHAN
Pada buku Drs. Sumadi suryabrata, kajian
konsep kata dan kalimat yang disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau
tidak mudah dipahami saat dibaca. Hampir banyak persaman-persamaan yang
diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat baku. Dalam buku Drs. Sumadi suryabrata, ia
menjelaskan materi secara berbelit-belit dan membuat pusing pembaca. Bahasa dan
kalimat yang digunakan Drs.
Sumadi suryabrata dalam bukunya tersebut lumayan susah untuk dimengerti
dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca
harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya.
Buku Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono tidak secara mendalam membahas tentang listening atau
menyimak, kadang dia membahasnya terlalu jauh dan bahkan berbelit-belit karena
jangkauan berpikirnya
sangat luas
dan banyak sekali mengambil referensi referensi dari yang lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Perkembangan
remaja adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja
menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan
juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua.
Baik laki-laki maupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan
tertentu.
Kondisi
yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah; pengaruh keluarga, pengaruh gizi,
gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan
pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi
perkembangan fisik remaja. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan
mempengaruhi perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan
anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain
sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.
Perubahan
pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Hurlock (1992)
mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu: ingin menyendiri, bosan,
inkoordinasi, antagonis sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan
diri, dan terlalu sederhana. Sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fisik individu, yaitu, faktor internal (sifat jasmaniah yang diwariskan dari
orang tuanya dan kematangan) dan faktor eksternal (kesehatan, makanan, dan
stimulasi lingkungan).
4.2 SARAN
Semoga
pembaca lebih cepat memahami critikal book report tersebut. Karena critikal ini
sangat berguna di bidang pendidikan, lingkungan, dll
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto dan Agung Hartono.(2013),perkembangan peserta didik.Mataram: Rineka cipta
Sumadi suryabrata.(2004)psikologi
pendidikan.Yogyakarta.Pt RajaGrafindo Persada
No comments:
Post a Comment