Friday, February 21, 2020

CRITIKAL BOOK REPORT PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



CRITICAL BOOK REPORT “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

REINHOLD MESNER NARO SIRAIT
5162311007



PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah perkembangan peserta didik yang berjudul ”CRITIKAL BOOK REPORT” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
            Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu SANTA SITUMORANG yang telah membimbing saya dalam membuat tugas ini.
            Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas critikal book report ini banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya.
            Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terkait.
Harapan saya, semoga critikal book report ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
.



Medan, 29 September 2016




Reinhold M N Sirait






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………………………………...........................................i
DAFTAR ISI……………...……………………………………………………… ii

BAB I  PENDAHULUAN……………………………………………..……….....1
          1.1 Latar Belakang……………………………………………………….......1
          1.2 Tujuan…………………………………………………………….…...…1
          1.3 Manfaat………………………………………………….…………….....1

BAB  II   ISI BUKU
          2.1 Identitas Buku..………………………………...……………....………...2
          2.2 Ringkasan Isi Buku…………………………………………………........3

BAB III  PEMBAHASAN………………………………………………….….18
          3.1 Pembahasan…………………………………………………………......18
          3.2 Keunggulan………..…………………………………………………….18

BAB IV  PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………...19
4.2 Saran………………………………………………………………...…..19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…20



BAB I

PENDAHULUAN



1.1  LATAR BELAKANG



       Perkembangan dimaknai sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organism, secara fisik maupun psikis, menuju tingkat kedewasaan atau kematangan. Perkembangan itu berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambangan. Secara psikis, perkembangan mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sangat menentukan seseorang dalam bersosialisasi.                                                                   
       Di dunia pendidikan, proses sosialisasi terdiri dari beberapa tahap, salah satunya adalah tahap tugas perkembangan. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam suatu rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan atau kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.Oleh karena itu, kemampuan menilai dan memahami lebih jauh tentang perkembangan peserta didik, menjadi syarat penting dalam suatu proses pengajaran.



1.2 TUJUAN

·       Memahami pengertian Perkembangan Peserta Didik dan arti penting

·       mempelajarinya untuk calon pendidik yang dapat menjadikan dasar pijakan dalam pembelajaran di sekolah

·       Memahami tentang karakteristik perkembangan rentang kehidupan manusia dan berbagai ranah perkembangan setiap individu.

·        Memahami perbedaan istilah Pertumbuhan dan Perkembangan yang selalu mengikuti kajian Perkembangan Peserta Didik, serta memahami faktor yang mempengaruhinya

·        Menjadikan dasar pemahaman untuk memahami perbedaaan secaraindividual dari setiap tahapan perkembangan individu


1.3  MANFAAT

·       Untuk memenuhi tugas mata kuliah “ perkembangan peserta didik”

·       Untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan peserta didik.



BAB II

ISI BUKU

2.1 IdentitasBuku

                                                       

Ø  Buku Utama (buku pertama)

·       Judulbuku                 : Perkembangan Peserta Didik

·        Pengarang                : Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono

·         Penerbit                   : PT RINEKA CIPTA, Jakarta Kompleks Perkantoran Mitra Mataram

·       Tahunterbit               : 2013

·       Kota Terbit               : MATARAM

·        ISBN                        : 978-979-518-826-1

·          TebalBuku             :  245 hlm

·       Ukuran                       : 15,5 x 23,3 cm



Ø  BukuPembanding (bukukedua)

·       Judulbuku                 : Psikologi pendidikan

·        Pengarang                : Drs. Sumadi suryabrata

·         Penerbit                   : PT RAJA GRAFINDO PERSADA

·       Tahunterbit               : 2004

·       Kota Terbit               : Yogyakarta

·        ISBN                        : 978-602-8555-04-3

·          TebalBuku             :  354 hlm

·       Ukuran                       : 26 x 19 cm





2.2  RINGKASAN ISI BUKU

            Di dalam ringkasan buku ini terdapat tujuh (7) bab yang membahas mengenai perkembangan peserta didik. Baiklah langsung saja saya akan mereview isi dari buku ini, dan apa bila nantinya ada sebuah kesalahan dalam penulisan dan bahasa yang kurang baik saya selaku orang yang merivew saya meminta maaf.

BAB I

KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

              Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi utuh, pilah, tunggal, dan khas. Ia sebagai subjek yang merupakan satu kesatuan psiko-fisik dengan berbagai kemampuanya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama, dan dengan tuhan yang menciptakannya. Manusia terus menerus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih dalam kandungan. Kelahiran merupakan satu fase pertumbuhan fisik secara lengkap, yang ditandai setiap organ atau bagian tubuh telah mampu berfungsi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan, sosial ekonomi, sosial kulturasi, kesehatan, dan latar belakang kehidupan keluarga.            
         Pertumbuhan fisik lebih lanjut berlangsung sejak bayi lahir, dan masing masing organ mencapai tingkat kematangan dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Kematangan pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ, berpengaruh terhadap perkembangan non fisik, seperti berfikir, bahasa, sosial, emosi, dan pengelaman terhadap nilai, norma dan moral. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan IndividuKajian medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan, kualitas individu juga sangatdipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti faktor lingkungan yang tidak lepasdari pengaruh faktor psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga disebutfaktor keturunan dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini berbeda-beda antaraindividu yang satu dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan yangdisebut dengan istilah individual differences. Berdasarkan hal ini, masing-masing individu memiliki keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam kemampuan berfikir, merasakan sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari.                                                                   
   Dalam melihat dan menyikapi perbedaan tersebut, hendaknya pendidik menyadari bahwa tidak semua individu dapat diperlakukan dengan cara yang selalu sama. Masing-masing individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang sifatnya personal maupun institusional tentu berbeda.Untuk lebih jelasnya, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan individu adalah sebagai berikut:


A.    Faktor Internal

· Kondisi Fisik                                                                                                        
        Faktor fisik merupakan faktor biologis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orang tuanya. Faktor ini dimulai dari masa pembuahan sel telur oleh sel jantan. Unsur-unsur di dalam struktur genetik inilah yang memprogramkan tumbuhnya sel tubuh pada manusia. Gen inilah yang menentukan warna rambut, kulit, ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta emosi (Atkinson, 1991). Potensi genetik inilah yang akan berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk individu tersebut tumbuh dan berkembang.           Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor penyimpangan yaitu dari segi fisik, seperti keadaan gizi yang buruk pada ibu hamil, dipengaruhi berbagai jenis obat-obatan yang berbahaya, rokok, alkohol, serta zat-zat kimia dapat merugikan janin. Dari segi psikologis, pembentukan sel-sel tubuh juga dipengaruhi oleh keadaan psikologis selama kehamilan. Emosi Ibu yang tidak stabil atau stres yang berat dapat menumbuhkan kelainan pada janin, seperti penyakit dan cacat fisik maupun psikologis. Untuk lebih rinci dapat dicermati penjelasan berikut ini; 


1.Faktor Gizi atau Asupan Makanan                                                                  
          Kesehatan individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam merangsang tumbuh kembang individu dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan bagian paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu. Walaupun perkembangan otak tidak sepesat masa bayi, namun otak terus tumbuh pada masa awal individu-individu. Pada usia 3-4 tahun, ukuran otaknya adalah ¾ dari otak orang dewasa. Pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai 9/10 otak orang dewasa atau sekitar 90 % berat otak orang dewasa. Beberapa pertambahan ukuran otak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat syaraf di daerah otak. Ujung-ujung urat syaraf akan terus tumbuh hingga masa remaja. Bertambah matangnya otak, dikombinasikan dengan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, akan menyumbang besar bagi perkembangan kognitif individu (Santrock, 1995). Oleh karena itu, pemberian gizi yang baik tidak hanya ditentukan pada saat setelah kelahiran saja, namun seperti yang sudah dijelaskan di atas, dimulai sejak janin tumbuh di dalam kandungan.                                                              
     Pasca kelahiran dimulai dari pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang sangat baik bagi individu karena sesuai dengan keadaan tubuh bayi pada saat itu. Adapun kebutuhan gizi yang diperlukan adalah masukan kalori dan protein, ditambah dengan perlunya masukan vitamin, zat besi, yodium dan kalsium. Kalori didapatkan dari karbohidrat sebagai sumber energi untuk pembakaran sel-sel tubuh yang menunjang gerakan motorik dan aktivitas berfikir. Sumber karbohidrat ini didapatkan dari nasi, roti, mi, jagung ataupun berbagai macam makanan yang mengandung tepung. Protein diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel tubuh serta menggantikan zat-zat tubuh yang sudah aus dan membuat hormon-hormon pertumbuhan. Protein ini bisa berasal dari hewan seperti: daging sapi, ayam, telur maupun ikan, sementara protein nabati atau yang berasal dari tumbuhan seperti tempe, tahu, kacang hijau. Berbagai macam protein ini haruslah disajikan secara bervariasi pada individu sehingga dapat saling melengkapi. Vitamin dan mineral pun sangat diperlukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh, yaitu proses perubahan bahan makanan menjadi energi, menjaga daya tahan tubuh dari infeksi dan penyakit. Sumber vitamin dan mineral ini bisa didapat dari berbagai macam sayuran dan buah-buahan. Zat yang paling berperan langsung pada daya pikir adalah zat besi dan yodium. Kekurangan zat besi berakibat jumlah oksigen yang dibawa oleh sel-sel ke seluruh tubuh termasuk ke dalam otak berkurang, sehingga terlihat individu lesu, tidak bergairah dan menurunnya daya konsentrasi. Zat besi banyak terdapat dalam daging berwarna merah, hati dan sayuran berwarna tua. Yodium berfungsi untuk kerja kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin yang mengontrol laju metabolisme. Kekurangan yodium ini dapat mengakibatkan merosotnya IQ dan keterbelakangan mental. Yodium ini banyak terdapat pada makanan yang berasal dari laut dan garam. Zat lain yang sangat berguna bagi tubuh adalah kalsium yang digunakan untuk pertumbuhan tulang, gigi, kelancaran impuls syaraf di otak dan kerja jantung. Kalsium ini bisa didapat dari susu, keju, ikan laut, ayam dan brokoli.



2. Cacat dan penyakit                                                                                                        
   Kondisi individu yang cacat banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu:


A. Pengaruh genetik karena adanya kelainan berupa penyimpangan kromosom.

            Salah satu penyimpangan kromosom disebut dengan down syndrome. Penyimpangan ini disebabkan adanya kelainan pada kromosom ke-21 berjumlah tiga dari yang seharusnya berjumlah dua. Individu yang menderita down syndrome ini memiliki ekspresi muka yang khas, yang biasanya diikuti oleh keterbelakangan dalam perkembangan (Monks, 1998).                                                 

B.   Ibu yang kurang gizi pada saat mengandung.                                                                   Seperti yang diungkapkan oleh Mussen (1994) mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi dapat menyebabkan berat lahir rendah, menderita kecacatan atau keabnormalan pada otak sehingga mengakibatkan retardasi mental, kurangnya kekebalan tubuh sehingga cepat terserang penyakit radang paru-paru dan bronkitis, serta cacat tubuh.



C. Obat-obatan dan alkohol.

            Kandungan zat kimia pada obat dan alkhohol pada orangtua akan menghasilkan sprerma dan sel telur yang tidak sehat. Begitupun pada kondisi janin yang dikandung oleh ibu yang sering meminum alkohol, obat-obatan, serta obat terlarang seperti mariyuana serta obat-obat psikotropika kecendrungan untuk melahirkan bayi yang cact cenderung besar. Selain itu kelainan jantung, retardasi mental, serta fungsi tubuh yang tidak optimal dapat menjadi akibat dari obat dan alkohol.



D. Radiasi

            Mussen (1994) mengatakan bahwa sumber potensial kecacatan pada bayi adalah radiasi sinar X yang dialami ibu selama kehamilan, baik itu untuk pengobatan penyakit ibu seperti kanker, tumor, atau diagnosis penyakit lain.Radiasi antara pembuahan dan saat ovum tertanam di uterus dianggap mengahncurkan ovum yang telah dibuahi. Bahaya terbesar adalah cacat bentuk tubuh antara minggu kedua dan keenam setelah pembuahan.



E. Penyakit yang diderita Ibu selama kehamilan

            Beberapa penyakit yang dianggap berbahaya dapat mempengaruhi kondisi janin adalah penyakit citomegalovirus, rubela (campak jerman), hepatitis, cacar air, sipilis, serta toksoplasma. Beberapa penyakit yang dapat timbul adalah cacat tubuh, cacat jantung, ketulian, kebutaan, serta retardasi mental.



F. Keadaan Emosi pada Ibu

            Keadaan emosi itu sangat memperngaruhi perkembangan janin. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ktika ibu merasakan marah, tertekan, takut, dan cemas yang tinggi akan mengaktifkan sistem autonomik ibu yang selanjutnya melepaskan zat kimia seperti asetilkolin dan epnefin ke dalam aliran darah. Selanjutnya, dalam keadaan seperti itu, kelenjar-kelnejar endokrin seperti kelenjar adrenalin mengeluarkan berbagai jenis hormon dan terjadi modifikasi metabolisme sel. Dengan berubahnya komposisi darah, zat baru diteruskan melewati plasenta, sehingga mengahsilkan perubahan dan sistem peredaran janin. Perubahan inilah yang dapat menganggu janin. Sebuah penelitian mencatat bahwa gerakan tubuh janin meningkat beberapa ratus persen sewaktu mengalami stres atau tekanan emosi (Sontag dalam Mussen, 1994). Lebih lanjut dikatakan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang tidak bahagia atau gundah, maka dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau memiliki berat lahir rendah, hiperaktif, rewel, kesulitan makan, mengalami gangguan tidur, buang air besar berlebihan, serta kebutuhan luar biasa untuk diperlukan dan diperhatikan.



3. Kondisi Psikis

            Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Seperti yang diuraikan sebelumnya, bahwa ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun dengan ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.



C.   Faktor Eksternal

·       Lingkungan Fisik

                 Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses

kehidupannya. Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya pertikaian dapat menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau peniruan perilaku kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu. Sementara itu kondisi yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya sanitasi atau kebersihan lingkungan, keadaan rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta keadaan geografis yang sulit, misalnya karena di daerah terpencil yang jauh dari informasi, sulit dijangkau, serta rawan akan bencana alam, selain dapat

mempengaruhi tekanan psikis juga mempengaruhi faktor kesehatan karena

pengobatan yang sulit didapatkan.

     Menurut teori stres lingkungan (Sarwono, 1992), ada dua elemen dasar yang menyebabkan manusia bertingkah laku terhadap lingkungannya. Elemen pertama adalah stresor dan elemen kedua adalah stres itu sendiri. Stresor adalah elemen lingkungan yang merangsang individu seperti kebisingan, suhu udara, dan kepadatan, ataupun lingkungan rumah yang tidak sehat. Sementara stres diartikan sebagai ketegangan atau tekanan jiwa yang merupakan akibat dari hubungan antara stresor dengan reaksi yang ditimbulkan dalam diri individu.



·       Lingkungan Non fisik

     Faktor Non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan, dan masyarakat. Adapun beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik ini adalah ;

1.     Faktor Psikososial

     Ada beberapa hal yang termasuk faktor psikososial yaitu stimulasi, motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua:



A.    Stimulasi.

Hal ini merupakan faktor yang penting dalam menunjang perkembangan individu. Individu yang mendapat stimulasi atau rangsangan yang terarah dan teratur akan lebih cepat mempelajari sesuatu karena lebih cepat berkembang dibandingkan individu yang tidak mendapatkan banyak stimulasi. Individu akan berkembang pola-pola berfikir, merasakan sesuatu, dan bertingkah laku, bila banyak diberi rangsangan yang berupa dorongan dan kesempatan dari lingkungan disekitarnya. Walaupun mungkin ada individu yang berbakat, namun bila lingkungannya tidak mendukung, potensinya untuk berkembangpun dapat terhambat. Sebaliknya, bila ada individu yang belum terlihat potensi pada dirinya, namun rangsangan dan kesempatan bereksplorasi diberikan secara maksimal dan sesuai dengan kebutuhan usianya, maka individu tersebut dapat berkembang jauh lebih baik. Sebagai contoh, individu yang sejak dini diajarkan bagaimana memecahkan permasalahannya akan lebih mudah menyelesaikan masalah lain karena adanya pengalaman belajar.



B.    Motivasi dalam mempelajari sesuatu.

     Motivasi yang ditimbulkan dari sejak usia awal akan memberikan hasil yang berbeda pada individu dalam menguasai sesuatu. Dorongan yang bersifat membangun daya fikir

 dan daya cipta individu, akan membuat individu termotivasi untuk  melakukan yang lebih baik lagi. Pemberian kesempatan pada individupun  dalam mengeksplorasi sesuatu merupakan salah satu cara dalam  memotivasi individu belajar. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak institusi pendidikan maupun dari pihak keluarga. Individu dimotivasi utnuk

 menjelajah, meneliti, berkarya atau memegang sesuatu utnuk

 memuaskan rasa ingin tahunya merupakan hal yang dibutuhkan individu.



C.    Pola asuh dan kasih sayang dari orang tua.

     Orangtua merupakan area terdekat pada individu. Individu sangat memerlukan kasih sayang, perlindungan, rasa aman, sikap dan perlakuan yang adil dari orangtua. Bagaimana gaya pengasuhan orangtua yang diberikan pada individu; apakah permisif atau serba boleh, otoriter yang tidak membolehkan individu berbuat apapun, ataukah bersifat otoritatif yang merupakan perpaduan dari keduanya, semuanya akan memberikan dampak yang berbeda pada individu. Pola asuh ini sangat dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara individu dan orangtua. Bagaimana individu terbentuk tentunya didapat dari pembiasaan-pembiasaan yang terjadi pada situasirumah. Hal inilah yang terkadang mendasari individu untuk mengembangkan dirinya. Sebagai contoh, individu yang mendapat gaya pengasuhan otoriter yang bercirikan semua diatur oleh orangtua individu tersebut akan menjadi individu yang selalu bergantung serta memiliki daya kreativitas yang rendah karena adanya pembatasan-pembatasan dalam berfikir dan berperilaku. Sebaliknya individu yang selalu mendapatkan kebebasan berperilaku semaunya akan mengembangkan sikap dan perilaku yang sulit memahami dan menerima keadaan yang berbeda dengan dirinya.





BAB II

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

            Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.Pertumbuhan fisik di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor nutrisi yang telah terasa sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatan yang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.                        
        Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsional yang dipengaruhi oleh pencapaian tungkat kematangan fisik.

Proses pertumbuhan di tandai oleh perubahan menuju kesempurnaan struktur dan bentuk tubuh secara ideal. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berbentuk perubahan ukuran dan perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan memperoleh yang baru untuk lebih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Secara keseluruhan akan menentukan perbandingan ideal tentang struktur tubuh manusia.                                                
 Proses pertumbuhan pada saatnya akan mencapai tingkat kematangan dan dengan demikian akan berpengaruh terhadap perkembangan sosio-psikologis, seperti kemampuan berfikir, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan mengendalikan emosi. Semua proses pertumbuhan dan perkembanagn akan berjalan dengan irama dan ritme yang teratur, sehingga dapat diidentifikasi menurut dan mengikuti hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dipercaya (moton).                           
Hukum pertumbuhan antara lain adalah hukum ceppholocoudal yang artinya pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki dan hukum Proximodistal yang artinya pertumbuhan fisikberpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Hukum perkembangan menyatakan bahwa perkembanagan ke maupuan sosio-psikologi berawal dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang khusus.  Perkembangan secara keseluruhan mengikuti periodisasi yang teratur, yang dari masa pre-natal, masa bayi, masa anak-anak, masa anak sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua. Penahapan perkembangan ini mengikuti tahap perkembangan kemampuan kemampuan fungsi fisik.             
 Masa remaja dalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik terjadi ketidak seimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan berfikir, bahasa, emosi, dan sosial anak. Gejala onani atau masturbasi timbul karena rangsangan kematangan seksual dan dorongan untuk mendapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan untuk menghindari larangan norma sosial dan hukum. Makna remaja banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik hukum, ahli psikologi, maupun pandangan masyarakat yang mengaitkan dengan sistem budayanya. Secara umum anak dikaitkan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan fungsi seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya dan bagi para pria setiap kali mimpi/mengeluarkan air mani) dan muncul tanda-tanda kelamin skunder.                                      Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Menurut Freud, dorongan yang paling menetukan munculnya kebutuhan adalah dorongan seksual, sehingga setiap dorongan untuk bertingkah laku senantiasa ada kaitannya dengan upaya untuk mencapai kenikmatan atau kepuasan seksual. Menurut Erickson dorongan primer itu pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan bersosialisasi pandangan Erickson ini sejalan dengan pandangan Rogers. Kebutuhan normatif adalah sejenis kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan kondisi kehidupan sekarang dan diamsa depan.       
Prilaku manusia disebabkan oleh dorong-dorong atau motif. Motif inilah yang mendorong individu sehingga muncul berbagai kebutuhan mislanya kebutuhan untuk mempertahankan diri dan kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk berfasilitas dengan sesama dan kebutuhan untuk berpartisipasi merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia setelah mencapai jenjang remaja. Hal ini sejalan dengan pandapat Rogers dan Erickson.





BAB III

PERTUMBUHAN FISIK

            Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertmabahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laiki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan tertentu.                                  
     Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pitutari dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon, yaitu hormon pertumbuhan dan hormon gonadotropik yang berfungsi mengaktifkan kelenjar kelamin. Pertumbuhan fisik yang tepat akan dapat dicapai apabila terjadi keseimbangan kerja kelenjar pitutiri dan gonadotropik.       
          Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh 1).perubahan ukuran tubuh, yang selama masa remaja pertumbuhan tinggi badan bertambah 25 persen dan berat badan bertambah sekitar 200 persen atau dua kali lipat; 2).proporsi tubuh yang kurang proporsional; 3).ciri kelamin utama, yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama pada wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami “mimpi pertama”; dan 4). Ciri kelamin kedua seperti oinggul melebar dan mencuatnya puting pada susu pada wanita dan tumbuhnya kumis dan jenggot serta bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki.                                      
         Pertumbuhan fisik mempengaruhi oerkembangan tingkah laku remaja, yang hal ini tampak pada prilaku yang canggung dan proses penyesuaian diri remaja, isolasi dari pergaulan, prilaku emosional seperti gelisah dan mudah tersinggung serta “melawan” kewenangan dan semacamnya.Remaja yang memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramkuka, dan pembiasaan hidup sehat perlu dikembangkan. Di sekolah, kegiatan kokurikule dan ekstrakulikuler perlu diselenggarakan secara terprogram.


BAB IV

PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA

         Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir,. Banyak definisi tentang intelegensi namun makane intelgensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berfikir dan bertindak. Kemampuan berfikir atau intelegensi diukur dengan tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes Beint-Simon. Hasil intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal itu banyak gunanya karena tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek.                      Kemampuan berfikir terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berfikir tinggi akan cekatan dan cepat dalam bertindak, terutama dalam menghadapi masalah. Hal ini akan berakibat pada pembentukan sikap mandiri. Sebaiknya seseorang yang berkemampuan berfikir kurang akan lebih bersifat tergantung. Ciri-ciri pokok dalam perkembangan intelek remaja (yang telah berada pada tingkat berfikir operesional-formal)dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-hipotesis dan berfikir kombinatoris.                                                         
   Perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman belajar termasuk berbagai bentuk latihan, lingkungan, terutama kondisi lingkungan keluarga. Oleh karena itu terdapat perbedaan kemampuan dan irama perkembangan inteligensi individu. Secara umum dapat dikenal pengelompokan individu berdasarkan tingkat kecerdasan dalam beberapa tingkat atau jenjang: kelompok anak berkelainan mental, kelompok anak bodoh, anak normal, anak pandai, anak cerdas, dan anak istemewa (jenius).                                       
     Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningktanya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada pergaulan di dalam masyarakat dan ia (mereka) membentuk pemhaman tentang norma kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak di wujudkan dalam bentuk kehidupan kelompok terutama kelompok sebaya dan sejenis.  Perkembangan sosial anak reamaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan, dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.

BAB V

Perkembangan Efektif

            Emosi adalah wahana efektif yang kuat dan di tandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, dan sedih. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajatnya, serta pengendalian remaja terhadap ungkapan emosi mereka. Beihler membedakan ciri-ciri perkembangan emosi remaja dalam rentang waktu usia 12-15 tahun dan 15-18 tahun.                                                    
      Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi emosi antara lain; kematangan dan belajar serta kondisi-kondisi kehidupan atau kultur. Emosi mempengaruhi tingkah laku, misalnya rasa takut menyebabkan seseorang gemetar, sulit bicara, membolos, dan sebagainya. Ada perbedaan individu dalam perkembangan emosi yang sebagian disebabkan oleh keadaan fisik, taraf kemampuan intlektual, dan kondisi lingkungan. Dalam kaitannya dengan penyelenggara pendidikan, guru dapat melakukan beberapa upaya dalam pengembangan emosi remaja misalnya: kosisten dalam pengelolaan kelas, mendorong anak beri, pengelolaan diskusi kelas dengan baik, mencoba memahami remaja, dan membantu siswa untuk berprestasi.                     
     Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau prinsip-prinsip hidup yang menjadi pegangan seseorang dalam hidupnya, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga negara. Sedangkan moral adalah ajaran tentang baik, buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak dan sebagainya. Sikap adalah kesediaan bereaksi individu terhadap sesuatu hal. Ketertarikan antara lain, moral dan sikap tampak dalam pengalaman nilai-nilai. Pengenalan, penghayatan terhadap nilai-nilai, berdasarkan moral yang dimiliki akan terbentuk sikap dan diwujudkan dalam tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut.                
 Tingkat perkembangan pasca-konvensionalharus dicapai oleh remaja. Menjadi remaja berarti mngerti nilai-nilai, yang berarti tidak memperoleh pengertian saja tetapi juga dapat menjalankanya/mengamalkannya. Orang tua dalah penting lain disekitar remaja mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap. Menurut Kohlberg, di samping interaksi sosial, faktor anak ikut berperan dalam perkembangan moral. Terjadi perbedaan individual dalam perkembangan nilai, moral, dan sikap, sesuai dengan umur, faktor kebudayaan, dan tingkat pemahamannya


BAB VI

Tugas Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier, dan Kehidupan Berkeluarga

            Kebututuhan seorang individu muncul karena pertumbuhan dan perkembangan psiko fisisnya. Dorongan (motif) merupakan faktor utama munculnya kebutuhan dan dorongan tersebut secara alami (asli) maupun karena proses belajar akan mendorong seseorang individu untuk bertingkah laku memenuhi kebutuhan.                                                                
      Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang remaja banyak menghadapi masalah, antara lain adalah : kondisi yang amat berbeda antara masa anak-anak dan masa remaja/dewasa, norma yang amat berbeda karena pengaruh perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan, kesulitan dalam menilai kemampuan dirinya dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi, dan kesulitan dalam penyesuain diri dengan berbagai kondisi masyartakat yang amat kompleks. Menjalani perkembangan bagi remaja tidak lain adalah melaksanakan tugas-tugas, yaitu mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima sebagai individu yang mampu berdiri sendiri di dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat.      Tugas-tugas itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan tugas kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas-tugas tersebut laki-laki berbeda dengan wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan psiko fisis.  Remaja laki-laki berupaya untuk mencapai posisi prestasi akademik dan altetik (bidang olah raga), sebaiknya bagi remaja wanita brupaya untuk menjadi “seorang wanita” yang baik. Upaya menjadi wanita yang baik itu diartikan sebagai “wanita yang dikenal baik” di mata laki-laki, sebagaimana “diharapkan oleh laki-laki”. Wanita oerlu menjadi gadis yang “manis”, tidak terlalu hebat di dalam bidang akademik, tidak terlalu banyak bicara di dalam kelas, tetapi harus menjadi wanita yang sportif di hadapan seorang laki-laki.       Hampir setiap pemuda (laki-laki atau wanita) mempunyai dua tujuan utama, pertama menunjukkan jenis pekerjaan yang sesuai dan, kedua menikah dan membangung rumah tangga (keluarga). Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan prakrtis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.

BAB VII

Penyesuaian Diri Remaja

            Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri, maka penyesuain diri terhadap lingkungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan memerlukan proses yang cukup unik. Penyesuaian diri dapat diartikan adaptasi, konformitas, penguasaan, dan kematangan emosional. Proses penyesuaian diri tertuju pada pencapaian keharmonisan antara konflik internal dan eksternal anak sering menimbulkan konflik, tekanan, frustasi, dan berbagai macam prilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.

 



BAB III

PEMBAHASAN

3.1  KEUNGGULAN

Buku perkembangan peserta didik ini sudah bagus, apalagi dilengakapi/disertai dengan sedikit latihan. Menurut saya buku perkembangan peserta didik karangan Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas di buatnya dengan sangat lengkap dan disertai juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan kata kunci di setiap materinya yang dibahas.Isi buku dan penjelasan dalam buku Drs. Sumadi suryabrata sudah lengkap, karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.

Buku karya Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para mahasiswa untuk menambah pengetahuan yang lebih baik lagi. Sampul/cover yang digunakan pada buku Drs. Sumadi suryabrata kelihatan simple tetapi tetap menarik dan sederhana.

Salah satu keunikan dari buku Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono ini adalah disertai juga dengan gambar ataupun diagaram yang dapat memperjelas pembahasan dan mudah diketahui secara langsung dan singkat tanpa membaca lagi isi kalimat-kalimat itu lagi.

Buku ini cocok digunakan untuk mahasiswa sebagai panduan dan pedoman untuk menambah pengetahuan tentang menyimak dan listening. Buku ini juga bisa dijadikan sebagai dasar pengetahuan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan disemester berikutnya

3.2  KELEMAHAN

            Pada buku Drs. Sumadi suryabrata, kajian konsep kata dan kalimat yang disajikannya sulit dimengerti oleh pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca.  Hampir banyak persaman-persamaan yang diulang-ulang. Dan kata-katanya sangat baku. Dalam buku Drs. Sumadi suryabrata, ia menjelaskan materi secara berbelit-belit dan membuat pusing pembaca. Bahasa dan kalimat yang digunakan Drs. Sumadi suryabrata dalam bukunya tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membacanya.

Buku Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono tidak secara mendalam membahas tentang listening atau menyimak, kadang dia membahasnya terlalu jauh dan bahkan berbelit-belit karena jangkauan berpikirnya sangat luas dan banyak sekali mengambil referensi referensi dari yang lain.



BAB IV

PENUTUP

4.1  KESIMPULAN

            Perkembangan remaja adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik remaja tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik laki-laki maupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.

            Kondisi yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah; pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi perkembangan fisik remaja. Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.

            Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu: ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana. Sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu, faktor internal (sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya dan kematangan) dan faktor eksternal (kesehatan, makanan, dan stimulasi lingkungan).





4.2 SARAN



Semoga pembaca lebih cepat memahami critikal book report tersebut. Karena critikal ini sangat berguna di bidang pendidikan, lingkungan, dll






DAFTAR PUSTAKA

 

Sunarto dan Agung Hartono.(2013),perkembangan peserta didik.Mataram: Rineka cipta

Sumadi suryabrata.(2004)psikologi pendidikan.Yogyakarta.Pt RajaGrafindo Persada









No comments:

Post a Comment