Thursday, January 9, 2020

TEKNIK PELAKSANAAN KOLOM DAN BALOK

Teknik Pelaksanaan Kolom dan Balok.
BAB III
PELAKSANAAN PKLI

A.         Gambaran Umum Proyek
PT. Mitra Mandiri Asetindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, developer dan leveransir yang turut berperan dalam pembangunan. Proyek pembangunan yang sedang dikerjakan oleh PT. Mitra Mandiri Asetindo adalah Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Umum Grand Mitra Medika yang berlokasi di Jln. Letjen Siswondo Parman, Petisah Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.

1.       Lokasi
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika berada di Jalan S Parman Medan.
 


LOKASI PROYEK




Jl. S. Parman






Cambridge Hotel




Gg. Soor


Jl. S. Parman



Ayam Goreng Karawaci

SMP KARTIKA 1








Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika.
2.          Data Proyek
Berikut data dan spesifikasi dari proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Mitra Medika :
a.   Data Non Teknis         :
1.   Nama Proyek                      : Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika
2.   Lokasi Proyek                    : Jalan S. Parman Medan
3.   Pemilik Proyek                   : PT. Grand Mitra Medika
4.   Kontraktor Pelaksana         : PT. Mitra Mandiri Asetindo
5.   Konsultan Perencana         : PT. Maxime Grittama
6.   Konsultan Pengawas          : PT. Grand Mitra Mandiri
7.   Jenis Kontrak                     : Lump Sum Fixed Price Dan Unity Fixed Price
8.   Nilai Kontrak                : Rp 258.500.000.000,00 (dua ratus lima puluh depalan milyar lima ratus juta rupiah) termasuk PPN
9.   Waktu Pelaksanaan            : 24 bulan
10.  Waktu Pemeliharaan          : 180 hari
11.  Jenis bangunan                   : permanen

b.   Data Teknis                 :
1.   Luas Lahan                         : 2.220 m2
2.   Luas Bangunan                   : 1.830  m2
3.   Tinggi Gedung Maksimal  : +106,20 m
4.   Jumlah Lantai                    : 3 lantai basement, 27 Lantai, 1 Lantai Helipad

3.          Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek yang terdapat pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika Jl. S.Parman Medan, dibentuk agar pelaksanaan proyek berjalan dengan lancer dan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai tanggung jawab dan pembagian tugas masing-masing anggota/bagian operasional.  Berikut adalah posisi dan tugas masing-masing bagian dalam pelaksanaan proyek dan skema garis kerja :


            Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika
(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)


B.         Penggunaan Alat Pada Pekerjaan Konstruksi Balok dan Kolom pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika.

            Alat yang digunakan dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika yaitu :

1.          Concrete Mixer Truck

Concrete Mixer Truck yang digunakan dalam proyek ini berfungsi untuk mengangkut beton  ready mix  dari pabrik ke proyek pembangunan Rumah Sakit Grand Mitra Medika Jl. S.Parman Medan dimana selama dalam pengangkutan mixer terus berputar agar beton tetap homogen serta tidak mengeras.


Gambar 3.3 Concrete Mixer Truck

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

2.          Tower Crane

Tower crane merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat ke tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Atau alat bantu yang ada hubungan dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Fungsinya adalah alat mobilisasi vertikal horizontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.


Gambar 3.4 Concrete Tower Crane

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

3.          Pemotong Besi (Bar Cutter)

Bar cutter digunakan untuk mendapatkan besi tulangan dengan ukuran sesuai gambar maka besi akan dipotong.keuntungan dari bar cutter listik dan bar cutter manual adalah

a.   Bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter yang sangat besar dan dengan mutu baja yang cukup tinggi.

b.   Untuk mempersingkat waktu pekerjaan.


Gambar 3.5 Pemotong Besi (Bar Cutter)

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

4.          Pembengkok Besi (Bar Bander)

Bar Bander adalah alat yang digunakan untuk membengkokan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat ini adalah baja yang dibengkokkan dimasukkan diantara poros tekan dan proses pembengkok sesuai dengan sudut bengkok yang kita inginkan panjang pembengkokan nya.

Gambar 3.6 Pembengkok Besi (Bar Bander)

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

5.          Vibrator Beton

Vibrator beton adalah salah satu alat yang digunakan atau dipakai pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi untuk memadatkan adonan beton yang dimasukkan kedalam bekisting. 


Gambar 3.7 Vibrator

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

6.          Concrete Backet

Concrete bucket merupakan alat yang dipakai untuk pengangkutan beton yang berasal dari truck mixer sampai pada lokasi pengecoran.

Gambar 3.8 Concrete Backet

(Sumber : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

7.          Alat ukur Theodolith

Theodolite merupakan alat yang dipakai untuk mengukur ketinggian tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.


Gambar 3.9 Theodolith

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

8.          Tang Kawat/Tang Penarik

Tang ini atau yang sering disebut dengan kakak tua biasa digunankan pada saat pemasangan tulangan mengggunakan kawat pengikat .


Gambar 3.10 Tang Kawat/Tang Penarik/Kakak Tua

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

9.          Meteran

Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur.


Gambar 3.11 Meteran

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

10.       Martil/Palu

Palu adalah alat yang dingunakan untuk memukul/memberi tumbukan pada sebuah benda kerja. Palu digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, menghancurkan suatu objek.


Gambar 3.12 Palu

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

C.         Penggunaan Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika yaitu :

1.     Beton Ready Mix

Beton ready mix adalah campuran semen, agregat, air dan bahan tambahan (jika diperlukan) dengan takaran yang tepat dan diciptakan dengan bahan-bahan pilihan, berkualitas dan lulus uji kelayakan untuk keperluan pengecoran. Dalam pembangunan gedung Rumah Sakit Grand Mitra Medika ini, pekerjaan balok dan kolom menggunakan beton ready mix PT. Kraton. Mutu kuat tekan beton yang digunakan dalam proyek ini adalah beton fc’ 25.

Pengujian beton ready mix di uji menggunakan slump test dan uji kuat tekan beton. Pengujian slump test  dilakukan saat beton ready mix  tiba di lokasi proyek. Hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian nilai slump test pada beton ready mix yang digunakan. Nilai slump test  yang diperoleh adalah 13 cm.


Gambar 3.13 Beton Ready Mix

2.     Air

Pada konstruksi beton air digunakan untuk bereaksi dengan semen sehingga menjadi bahan perekat antara agregat kasur dan agregat halus. Sedangkan untuk baja air diperlukan untuk bahan pencuci profil baja dari kotoran.

Syarat-syarat SNI 03-2847-2002
a.     Air harus bersih
b.     Tidak boleh mengandung lumpur dari 2 gram/liter
c.     Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton
d.     Tidak mengandung nnyawa sulfivat lebih dari 1 gram
e.     Tidak mengandung chlorida lebih dari 0,5 gram

3.     Besi Tulangan

Adalah besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Kelebihan besi tulangan 
a.     Memiliki kuat tekan yang relatif lebih kuat dibandingkan bahan yang lain.
b.     Memiliki ketahan yang tinggi terhadap api, air bahkan memiliki struktur terbaik untuk bangunan.
c.     Struktur beton bertulang yang kokoh.
d.     Tidak memerlukan pemeliharaan biaya yang tinggi.
e.     Memiliki usia layan yang sangat panjang.
f.      Dapat dirakit menjadi bentuk yang sangat beragam mulai dari plat, balok, kolom yang sederhana menjadi atap.

Gambar 3.14 Besi Tulangan

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika) 

4.     Multipleks

Adalah jenis papan atau cetakan yang dibuat pada pengerjaan pengecoran supaya diperoleh bentuk tertentu, seperti dinding, kolom, balok dan pelat. Meskipun bersifat sementara, pembuatan bekisting harus benar dan tepat supaya diperoleh bangunan yang berkualitas.

 

Gambar 3.15 Multipleks

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

5.     Kawat Pengikat

Kawat merupakan digunakan sebagai pengikat untuk rangkaian tulangan-tulangan antara satu tulangan dengan tulangan lainnya, baik untuk tulangan kolom, balok, plat lantai.


Gambar 3.16 Kawat Pengikat

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika) 

D.         Proses Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Kolom dan Balok pada Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika.

Proses pelaksanaan yang dilakukan pada saat pengerjaan kolom dan balok :
1.          Teknik Pelaksanaan Konstruksi Kolom

Teknik pelaksanaan konstruksi kolom dalam pekerjaan kolom banyak item item pekerjaan yang harus diperhatikan karena dalam pelaksanaannya berpengaruh kepada mutu beton yang diharapkan, diantaranya:


Gambar 3.17 Tahapan Pekerjaan Kolom

a.          Penentuan As kolom

Titik-titik as kolom ditentukan dan diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur Theodolit. Titik as kolom harus ditentukan secara akurat karena sangat menentukan hasil pekerjaan selanjutnya. Jika terjadi kesalahan dalam penentuan titik as, maka letak as kolom  akan berubah dengan kolom dibawahnya atau diatasnya.

b.          Pekerjaan penulangan atau pembesian kolom

Langkah pekerjaan pembuatan tulangan kolom adalah sebagai berikut:

1.   Pembesian atau perakitan tulangan kolom  adalah  precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih aman
2.   Sebelum melakukan penulangan kolom kita terlebih dahulu memilih besi yang akan kita gunakan sesuai gambar kerja (shop drawing). Untuk ukuran kolom adalah 110 x 110 cm dengan tulangan pokok D25 dan tulangan sengkang D13 dengan jarak sengkang 10-15 cm.
3.   Sebelum merakit tulangan kolom, diawali dengan pemotongan menggunakan bar cutter. Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran tulangan untuk keperluan penyambungan tulangan. Penyempitan bagian bawah tulangan sepanjang panjang penyaluran dilakukan untuk memudahkan penyambungan tulangan kolom tiap lantai. dan pembengkokan besi menggunakan bar bander. 
4.   Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
5.   Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
6.   Tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
7.   Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.


Gambar 3.18 Pekerjaan Penulangan atau Pembesian Kolom

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

c.          Pekerjaan Bekisting Kolom

Bagian bagian bekisting kolom yang dikerjakan dalam pekerjaan ini antara lain sebagai berikut:
1.     Penetapan posisi as kolom dengan alat ukur theodolit.
2.     Pembuatan tanda untuk sepatu kolom sesuai ukuran kolom yang telah direncanakan dengan menarik benang dibasahi dengan cet dan kemudian ditarik dari ujung kolom.
3.     Pemasangan sepatu kolom
4.     Memasang dan melengkapi tulangan kolom. Termasuk beton decking pada sisi luar. 
5.     Pasang panel cetakan bekisting yang telah dilapisi minyak. Pasang penutup pada bagian sudut pertemuan panel untuk mencegah terjadinya kebocaran.
6.     Cor beton sesuai dengan ketinggian yang telah direncakan. 


Gambar 3.19 Pekerjaan Bekisting Kolom

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

d.          Pekerjaan Pengecoran Kolom

1.     Pengambilan benda uji slump test dari truck mixer.
2.     Pengambilan sampel beton silinder sesuai dengan management mutu.
3.     Memeriksa jumlah, letak, jarak, panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking, dan kaki ayam harus sesuai gambar rencana.
4.     Membersihkan bekisting dan tulangan dari jenis sampah dan segala kotoran dengan air kompresor.
5.     Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan Concrete Backet dengan dibantu dengan tenaga pengecor yang berdiri diatas Concrete Backet.
6.     Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus dikontrol kembali kelurusan horizontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan unting-unting lalu mengukurnya menggunakan meter.


Gambar 3.20 Pengecoran Kolom

(Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

e.          Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom

Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:

1.   Setelah beton berumur 5 hari, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
2.   Pertama tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
3.   Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
4.   Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
5.   Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal

f.           Pekerjaan Perawatan Kolom

Dari hasil pengamatan selama melaksanakan PKLI pekerjaan perawatan dilakukan dengan cara membasahi kolom dengan air agar tetap lembab. Gunanya yaitu untuk menghindari kehilangan air semen akibat penguapan. Tidak banyak pekerjaan yang dilakukan, apabila ada beton yang keropos maka perawatan yang dilakukan adalah menutup lubang-lubang pada beton dengan memberikan acian atau campuran semen dan air untuk menutupi beton tersebut.

2. Teknik Pelaksanaan Balok Dan Pembatasan

Sebelum menjelaskan proses teknik pelaksanaan balok pada proyek pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika perlu diketahui bahwa pada pekerjaan balok dilalukan dengan sistem layer atau sistem zona yang kemudian menyatukan semua zona menjadi satu bagian. Dalam pelaksanaan PKLI ini penulis hanya memfokuskan proses pelaksanaan pekerjaan balok pada lantai 1 zona 4.

Teknik pelaksanaan balok dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :


Gambar 3.21 Tahapan Pekerjaan Balok



a.     Pekerjaan Elevasi Balok

Pekerjaan ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe. Ada beberapa langkah untuk menentukan elevasi balok :

1.   Mengukur setinggi 1,00 m dari dasar kolom dan diberi  kode  pada kolom tersebut. 
2.   Kemudian dengan menggunakan waterpass, kolom yang lain juga diberi kode elevasi 1,00m dari dasar kolom.
3.   Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan sebagai elevasi dasar bekisting balok. 
4.   Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur setinggi ketinggian balok sebagai elevasi dasar bekisting plat lantai.

b.     Pekerjaan Bekisting Balok

Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :

1.     Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
2.     Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base  jack atau U-head jack nya.
3.     Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace  dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
4.     Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri-suri.


Gambar 3.22 Pemasangan Bekisting Balok

( Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

c.     Pekerjaan Pembesian Balok

1.     Sebelum melakukan penulangan besi kita terlebih dahulu memilih besi yang akan kita gunakan.



Tabel 3.1 Data Pembesian Balok


No
Nama Balok
Ukuran
Tulangan Pokok
Tulang Sengkang
1
B2
30 x 60
D16
D10 – 20
2
B5A
40 x 60
D19
D10– 20
3
B8A
40 x 70
D19
D10– 15


2.     Pengukuran

Mengukur tulangan balok menggunakan meter selanjutnya dipotong sesuai dengan daftar kebutuhan tulangan dengan cermat dan teliti agar terhindar dari pemborosan.

3.     Pemotongan  dan Pembengkokan

Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bander. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi


Gambar 3. 23 Pembengkokan Besi Dan Perakitan

( Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

4.     Perakitan

Perakitan  pada tulangan balok didalam bekisting umumnya dikerjakan sebagai berikut ..

a.     Pemasangan tulangan balok pada elevasi yang telah ditentukan dari kode elevasi pada kolom. Tidak lupa pula dengan memperhitungkan tebal selimut beton. 
b.     Tulangan atas dipasang dengan menjangkarkan ujungnya pada tulangan kolom. Sedangkan sengkang dimasukkan ke dalam tulangan balok satu per satu dan diukur jarak tiap sengkang.
c.     Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak pada lapangan. Sengkang diikat dengan kawat bendrat. Pasang beton decking pada bagian bawah serta samping untuk selimut beton.

Gambar 3.24 Perakitan Tulangan Balok

( Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)



d.     Pekerjaan Pengecoran Balok

Pekerjaan pelaksanaan pengecoran balok adalah sebagai berikut :

1.     Setelah ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan
2.     Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai benar-benar bersih
3.     Pengambilan sampel dan tes uji slump test dari truck mixer yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas
4.     Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
5.     Beton segar dari tangki truk pengaduk beton dipindahkan ke Concrete Backet, kemudian diangkat menggunakan tower crane lalu diarahkan ke lokasi yang akan dilakukan pengecoran
6.     Beton segar dituang pada tempat yang ingin dicor, kemudian diratakan manual oleh pekerja dan dibantu dengan alat getar (vibrator).


Gambar 3.25 Pengecoran Balok

( Sumber: Proyek Pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika)

e.     Pembongkaran Bekisting

Pelepasan bekisting balok dapat dilakukan setelah ±5 hari jika di atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok atau plat tersebut. Pelepasan dimulai dengan mengendurkan jack base atau U-head jack pada susunan scaffolding penyangga bekisting balok dan kolom. Kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan pelepasan plywood yang menempel pada beton. Pelepasan tersebut biasanya menggunakan alat linggis untuk mempermudah pengerjaannya.

f.      Perawatan Beton

Dari hasil pengamatan selama melaksanakan PKLI pekerjaan perawatan dilakukan dengan cara membasahi permukaan balok dengan air agar tetap lembab. Gunanya yaitu untuk menghindari kehilangan air semen akibat penguapan.

E.         Refleksi

1.          Kendala-Kendala Yang Terjadi Pada Proses Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi balok Dan Kolom Di Lapangan

Selama penulis melakukan kegiatan PKLI di Proyek Gedung Rumah Sakit Mitra Medika. Penulis menemukan beberapa kendala dilapangan yaitu antara lain:

a.     Faktor Keselamatan Kerja, pada proyek pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika ini kurang diperhatikan perlengkapan P3K. Salah satu contoh yaitu pekerja yang terkena paku, tetapi tidak ada P3K yang tersedia di proyek.
b.     Efisiensi Penggunaan Bahan pada proyek pembangunan Rumah Sakit Mitra Medika, banyak ditemukan material atau bahan yang terbuang sia-sia, Beberapa besi tulangan yang tidak terpakai di lapangan juga tidak dikembalikan ke tempat fabrikasi, akan tetapi dibiarkan begitu saja oleh pekerja.
c.     Faktor Pelaksanaan, Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerja, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan yang muncul di lapangan antara lain,  terjadi kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan bekisting dinding. Pemasangan begesting dinding kurang sempurna terjadi pada salah satu dinding lantai. Hal teknis yang menyebabkan hal itu adalah kurang kuatnya begesting saat melakukan pengecoran yang menyebabkan begesting dinding roboh.
2.     Solusi Yang Mungkin Dapat Mengatasi Kendala-Kendala Tersebut Menurut Penulis Dan Pembimbing Di Lapangan.

Berikut solusi yang mungkin untuk mengatasi masalah tersebut menurut penulis dan pelaksana sekaligus pembimbing di lapangan Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika seperti
a.     Faktor Keselamatan Kerja, Pihak proyek sebaiknya menyediakan peralatan P3K untuk pekerja yang bekerja di proyek tersebut, agar keselamatan para pekerja terjamin untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.

b.     Efisiensi Penggunaan Bahan, Pengawasan penggunaan bahan di lapangan harus lebih ketat untuk menangani masalah efisiensi bahan ini. Sebenarnya jika semua komponen pelaksana yang terlibat dapat bekerja sama dengan baik, hal ini tentu dapat diminimalkan. Akan tetapi, para pekerja sering mengambil bahan bangunan yang sebenarnya di lapangan masih ada, untuk menangani ini, pihak logistik harus senantiasa mengawasi dan mencatat setiap bahan yang dipakai oleh pekerja di lapangan.

c.     Faktor Pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan secara lembur harus dikurangi dan dilakukan pada pekerjaan yang mendesak dan tidak bisa dihentikan sebelum pekerjaan selesai dilaksanakan. Untuk pelaksanaan pekerjaan bekisting dan pengecoran harus diperketat pengawasannya di lapangan.




BAB IV


KESIMPULAN DAN SARAN



A.         Kesimpulan
Dari pengamatan penulis selama melakukan PKLI di Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika. Penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1.     Bagian-bagian dari struktur organisasi Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika, belum berjalan maksimal tetapi untuk pekerjaan pelaksanaan dilapangan sudah berjalan dengan baik.
2.     Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi balok, dan kolom dimulai dari persiapan hingga perawatan adalah :
a.     Peralatan alat berat berupa tower crane, dump truck, concrete mixer truck,
b.     Peralatan manual berupa pemotong baja (bar cutter), pembengkok baja (bar bander)),theodolith .
c.     Peralatan mesin berupa concrete vibrator
Ada juga peralatan-peralatan tangan sebagai pendukung para tukang (pekerja).
3.     Bahan yang digunakan pada proyek khususnya pelaksanaan konstruksi balok dan kolom  dimulai dari persiapan hingga perawatan adalah beton ready mix, air, baja tulangan, kawat pengikat, kayu, papan multiplek, paku, dan bahan tambahan (Sikagrout).
4.     Untuk pekerjaan kolom memakai tulangan pokok D25 dan tulangan sengkang D13 dengan jarak sengkang 10-15 cm.
Untuk pekerjaan konstruksi balok memakai tulangan sebagai berikut :
No
Nama Balok
Ukuran
Tulangan Pokok
Tulang Sengkang
1
B2
30 x 60
D16
D10 – 20
2
B5A
40 x 60
D19
D10– 20
3
B8A
40 x 70
D19
D10– 15

B.         Saran
Beberapa saran yang dikemukakan penulis setelah melaksanakan  PKLI  di Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mitra Medika adalah sebagai berikut:
1.     Pada proses pengikatan antar tulangan kolom dan balok harus benar kuat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.     Pada saat melakukan pengecoran agar sambil melakukan pemadatan agar tidak menimbulkan keropos balok maupun kolom.
3.     Kurangnya kesadaran para pekerja akan penting nya k-3 diproyek
4.     Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu pemeriksaan bekisting, agar pada saat proses pengecoran bekisting nya tidak rubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar Tata Cara Perhitungan  Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Jakarta, Indonesia.
Mulyono , Tri. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta : Penerbit Andi
Edward, G Nawy,  (1990). Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Bandung : PT. Refika Aditama.
Ervianto, Wulfram I., 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Yogyakarta.
Ervianto, W. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi revisi). Yogyakarta: Andi.
Gibson, James. L, John M Ivancevich dan James H. Donnely, Jr 1992 “
Mujihartono, Eko, dkk 2002. Manajemen Konstruksi, Universitas Diponegoro, Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik, Semarang.
Mulyono , Tri. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta : Penerbit Andi
Organisasi dan Manajemen” Penerbit Erlangga.
Rostiyanti S.F., 2002, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Rineka Cipta, Jakarta.







































  



No comments:

Post a Comment